Minggu, 22 Mei 2011

CERITA TENTANG MACAN DAN MONYET OLEH SRI RAMACHANDRA


 Di dalam Ramayana digambarkan bagaimana Sri Rama membangun sebuah jembatan dan menyeberangi lautan menuju Lanka. Sebelum perang melawan Ravana dimulai, adik laki – laki Ravana yaitu Vibhisana datang untuk berlindung kepada Sri Rama. Sri Rama dengan segera memberikan dia perlindungan. Itu adalah tugas dari seorang Raja, seorang ksatria. Jika seseorang mencari perlindungan, kamu harus memberikan dia perlindungan. Tapi penasehat Sri Rama berkata,”Tidak, jangan berikan dia perlindungan, dia datang dari Kemah musuh, dia datang ke sini sebagai seorang mata-mata.

Sri Rama kemudian menceritakan penasihatnya sebuah cerita. Suatu ketika, ada seorang pria sedang melewati hutan rimba. Di dalam hutan tersebut terdapat macan, singa, dan berbagai macam mahluk mengerikan lainnya. Seekor macan tiba – tiba menyerang orang tersebut, sehingga dia memanjat pohon dan jiwanya terselamatkan. Tetapi macan tersebut sudah berhasrat untuk meminum darah manusia. Sehingga macan tersebut duduk dibawah pohon untuk menunggu. Dia kemudian melihat seekor monyet di pohon. Kemudan macan itu berbicara pada sang monyet, “ kamu adalah saudaraku. Manusia ini adalah musuhmu. Ketika kamu lompat dari satu pohon ke pohon lainnya untuk mendapatkan buah, manusia ini memukulmu dan melemparmu dengan batu. Ketika kamu turun ke tanah, dia mengirim anjing untuk menangkapmu. Juga para manusia tersebut memotongi pohon – pohon. Jadi mereka adalah musuh abadimu. Engkau harus memahami hal ini. Engkau adalah mahkluk yang sangat cerdas, engkau adalah saudara dan temanku. Jangan tinggal bersama musuh. Itu adalah hal yang sangat berbahaya. Doronglah orang itu dari pohon. Aku sangat lapar. Jika engkau melakukan hal ini maka aku akan mendapatkan makanan.dan dengan makan manusia itu aku tidak akan lapar lagi dan pertemanan kita akan tetap selamanya. Aku akan sangat berterima kasih kepadamu.

Sang monyet menjawab,” Wahai macan saudaraku, aku mengerti apa yang engkau katakan. Tetapi manusia memiliki dharma. Walaupun aku adalah seekor hewan tanpa dharma, tetap kesadaranku berkata bahwa adalah suatu kesalahan untuk menempatkan seseorang yang sedang menyelamatkan dirinya sendiri di dalam bahaya.

Kemudian sang macan memikirkan rencana lain. Dia kemudian meyakinkan orang tersebut,”O saudaraku, anda memiliki dharma, anda adalah seorang manusia. Apakah bukan dharmamu bahwa anda harus memberikan makanan kepada yang sedang kelaparan? Saya sedang lapar sekarang anda harus memberikan makanan kepada jiwa yang kelaparan. Anda harus mendorong monyet ini. Kemudian saya akan mendapatkan makanan. Kemudian orang tersebut berpikir, baiklah saya akan mendorong monyet ini dan dia mendorong monyet tersebut. Yang akhirnya jatuh di hadapan sang macan. Tetapi sang macan tidak memakan monyet tersebut dan monyet kembali memanjat pohon. Sang macan sangat ingin sekali meminum darah manusia, jadi dia tidak memakan monyet. Tidak ada yang memakan daging dari monyet.

            Sang Macan kemudian berkata, o saudaraku monyet, lihatlah kita adalah teman, aku tidak menyakitimu. Aku menganggapmu teman. Tapi lihatlah apa yang dilakukan oleh orang yang tidak beragama itu. Dia mendorongmu tepat dihadapanku. Jadi sekarang engkau harus mendorong orang itu ke bawah sehingga aku bisa memuaskan laparku, dan ia juga akan mendapatkan pelajaran yang berharga.

            Sang monyet kemudian berkata,”orang ini bisa saja bersifat adharma. Walaupun aku hanya seekor hewan tapi aku tidaklah bersifat adharma. Aku tidak bisa melakukan hal ini.”

            Mendapatkan kelahiran sebagai seorang manusia adalah sangat jarang untuk bisa didapatkan. Kelahiran yang lebih tinggi. Tapi mereka memiliki sejarah tentang kejadian tak beragama yang bahkan tidak pernah ditemukan di dalam masyarakat hewan.

            Bhagavan Ramachandra menceritakan cerita ini dan berkata,” Ini adalah misi saya. Saya datang untuk membangun tingkah laku ideal di dalam masyarakat manusia. Oleh sebab itu Sri Ramachandra dikenal dengan nama Maryada Purusottama. Contoh yang paling utama dan penegak dari prinsip-prinsip veda. Beliau tidak pernah berpaling dari veda maryada. Etika dan aturan Veda. Sri Ramachandra merupakan raja,ayah,putra,teman,saudara, dan suami yang ideal. Dia ideal di setiap aspek. Sri Ramachandra Berkata. Jika seseorang datang untuk berlindung pada diriku. Saya tidak pernah berpikir tentang masa lalunya. Saya dengan segera akan memberikan dia perlindungan. Vibhisana telah meminta perlindungan dariku. Saya telah memberikan dia perlindungan dan dia adalah teman kita. Tidak ada seseorang pun yang harusnya meragukan dirinya. Dia telah ditunjuk untuk menjadi panglima perang. Ini adalah sifat dari Sri Ramachandra.

Sumber: Diceritakan oleh Sri Srimad Gour Govinda Swami Maharaja, diterjemahkan oleh Rama Gopal Dasa pada 11 April 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar