Sabtu, 28 Mei 2011

Kelahiran Krishna

Krishna Lila
Sri Krishna & Ibu Yasoda
Artikel ini menguraikan filsafat mengenai kemunculan Sri Krishna. Artikel ini dimuat dalam Sajjana Toshani. Sri Sajjana Toshani tidak mencantumkan nama penyusun dari artikel ini. Karena Srila Bhaktisiddhanta Sarasvati Thakur merupakan editor majalah dalam Oktober 1972, mungkin artikel ini ditulis secara langsung oleh beliau atau atas pengawasannya.
Limaribu tahun lebih telah berlalu sejak kemunculan Sri Krishna di dunia ini. Tuhan muncul di wilayah Mathura sebagai putera Vasudeva-Devaki pada peralihan zaman Dvapara dan Kali.

Proses kelahiran Sri Krishna diuraikan dalam Srimad Bhagavatam. Karena Sri Krishna berkeinginan untuk terwujud di dunia, mula-mula muncul dalam hati Vasudeva, dan dari hati Vasudeva beralih ke hati Devaki yang suci. Dirawat oleh cinta kasih Devaki dalam bentuk kasih sayang nan abadi, laksana bulan yang semakin membesar, Sri Krishna mengalami pertumbuhan secara bertahap dalam hati Devaki. Kemudian, pada hari kedelapan menjelang bulan mati di bulan Bhadra, pada hari Rabu, saat bulan berada dalam rasi Rohini, pada tengah malam, Tuhan muncul dari hati Devaki lalu pindah ke dipan pembaringannya di ruang tahanan Kamsa. Sri Krishna lahir dengan empat lengan, memegang sangka, cakra, gada serta bunga padma, terhias dengan mahkota, anting-anting serta perhiasan lainnya, berambut ikal lebat, dan berjubah kuning.
Munculnya Tuhan tidak dengan sama cara kelahiran jiva. Kelahiran Tuhan Yang Maha Kuasa, termasuk semua manifestasi-Nya, adalah kekal dan spiritual. Sri Krishna senantiasa mewujudkan lila kelahiran-Nya dalam hati penyembah-Nya yang suci dan murni. Lila kelahiran-Nya yang abadi dan spiritual bisa dilihat di dunia fana ini menjelang akhir zaman Dvapara.
Penyebab kemunculan-Nya ke dunia material ini diuraikan dalam sloka Srimad Bhagavatam (3.2.15) sebagai berikut:
Sifat Tuhan yang bebas dari hawa nafsu diperlihatkan oleh para penyembah-Nya seperti Vasudeva dan yang lainnya. Ketika penyembah-penyembah seperti itu ditindas oleh iblis-iblis yang bengis seperti Kamsa, maka Tuhan muncul, persis seperti api yang dinyalakan dengan menggesekkan dua batang kayu. Kendati bebas dari penomena kelahiran (ajah), Sri Krishna yang murah hati turun ke dunia fana ini dari tempat tinggal-Nya sendiri, ditemani oleh Penguasa Vaikuntha serta berbagai bentuk-bentuk-Nya yang lain.
Sebab utama kemunculan Sri Krishna di dunia ini ialah keinginan-Nya untuk memuaskan kerinduan para penyembah kesayangan-Nya yang telah ditempatkan di dunia ini, karena tak seorang pun kecuali Tuhan Sendiri yang mampu memuaskan rasa rindu para penyembah-Nya. Untuk membahagiakan Srutadeva, Bahulasva dan para bhakta lainnya dengan rupa-Nya Sendiri, dan untuk memperlihatkan kemurahan hati-Nya kepada Vasudeva serta para penyembah kesayangan-Nya yang lain dengan membinasakan kekuatan para raksasa, Tuhan Yang Maha Kuasa lahir di dunia ini. Inilah sebab utamanya. Doa-doa pujian Dewa Brahma dan dewa-dewa lainnya untuk menyelamatkan dunia merupakan sebab kedua kelahiran-Nya.
Pada waktu inkarnasi penuh muncul untuk menyelamatkan bumi, maka inkarnasi terpisah serta inkarnasi sebagian akan menjadi banyak yang menitis. Persis seperti  seorang kaisar yang berkuasa ketika secara langsung bergerak maju untuk melakukan penaklukan, maka raja-raja bawahan dari berbagai wilayah juga ikut menyertainya sebagai hal yang layak. Begitu pula, ketika Sri Krishna Sendiri muncul di dunia ini, manifestasi-manifestasi-Nya, seperti Penguasa Vaikuntha, vyuha-Nya (manifestasi yang berwujud-empat seperti Vasudeva, Sankarshana, dsb), serta inkarnasi kedua-Nya seperti Rama, Nrisimha, Varaha, Vamana, Nara Narayana, dsb., juga muncul secara bersamaan di bumi bersama Sri Krishna. Seperti halnya ribuan percikan keluar dari api yang besar terserap kembali di dalamnya, dalam hal yang serupa semua inkarnasi yang muncul dari Sri Krishna, pada saat kemunculan-Nya di dunia ini, terserap kembali ke dalam sumber mereka yang asli.
Begitu pula, untuk penerangan desa-desa dan kota-kota, kekuatan lampu dan kekuatan api adalah identik, namun manfaat penuh yang bisa membebaskan dari rasa yang tidak nyaman karena cuaca yang dingin hanya dapat diperoleh dari api. Sama halnya, kendati pembebasan bumi dari penindasan barangkali bisa dilakukan oleh purusa atau inkarnasi-inkarnasi lainnya, namun kebahagiaan tertinggi dari para penyembah kesayangan-Nya tidak bisa diberikan oleh siapa pun kecuali Sri Krishna Sendiri.
Jiva lahir sebagai hasil dari karmanya, dan kelahirannya disebabkan oleh kekuatan maya, yang bertentangan dengan sifat sang jiva. Tuhan lahir atas kehendak dan kekuatan-Nya sendiri yang kekal dan tak terpisahkan dengan Diri-Nya. Kekuatan yang mewujudkan kelahiran Tuhan adalah kekal, spiritual dan penuh kebahagiaan rohani. Sedangkan kekuatan yang menyebabkan kelahiran jiva adalah di luar dari dirinya dan penuh dengan tiga jenis derita. Perbedaan ini telah diuraikan oleh Tuhan Sendiri dalam Bhagavad-gita (4.9):
Karena Tuhan tidak lahir seperti para jiva dengan masuk ke dalam cairan yang vital, jadi Tuhan tidak memiliki orang tua material. Kita pelajari dari kisah Sri Vasudeva-Devaki sebelumnya bahwa dalam harapannya akan kelahiran Sri Krishna, dalam penjelmaan mereka yang ketiga dalam masa manvantara dari Svayambhuva Manu, Vasudeva merupakan seorang prajapati yang bernama Sutapa dan Devaki dikenal sebagai Prishni. Karena telah dititahkan oleh Dewa Brahma untuk melahirkan keturunan, mereka melakukan tapa brata dengan penuh bhakti dan mengendalikan indera-inderanya selama duabelas ribu tahun para dewa. Kemudian Sri Vishnu yang berlengan-empat muncul dalam hati mereka yang telah suci oleh bhakti yang murni, lalu menyatakan keinginan-Nya untuk menganugerahkan sesuatu yang diinginkan oleh mereka. Mereka berdoa untuk memperoleh seorang putera seperti Tuhan Sendiri, dan Tuhan bersedia menjadi putera mereka, yang kemudian dikenal dengan nama Prishnigarbha, “yang lahir dari kandungan Prishni”. Kemudian, Sutapa dan Prishni lahir di bumi sebagai sebagai Kashyapa dan Aditi. Vishnu lahir sebagai Vamana putera mereka, yang juga dikenal sebagai Upendra, adik Indra.
Sesuai dengan sastra-sastra ini, Vasudeva dan Devaki nampak seperti jiva yang disempurnakan melalui usaha-usaha spiritual. Namun Vasudeva dan Devaki merupakan orang tua Sri Krishna yang abadi dan bukan semata-mata jiva yang disempurnakan. Oleh karena itu, usaha-usaha Sri Vasudeva, dsb., sebagai orang spiritual yang baru  dalam penjelmaan mereka sebelumnya hanya dimungkinkan oleh kehendak Tuhan Sendiri guna memberi manfaat rohani  terhadap dunia ini melalui perwujudan Vasudeva dan yang lainnya dalam hati yang murni dari para penyembah Sri Krishna. Penyembah-penyembah seperti Vasudeva selalu sempurna. Mereka tidak pernah melakukan sadhana apa pun untuk kemajuan spiritual. Akan tetapi bagian-bagian ekspansi penyembah seperti Vasudeva, yang melekatkan diri mereka pada jiva tertentu, melakukan usaha-usaha spiritual untuk mengajarkan dunia; dan bagian-bagian itu akhirnya manunggal kembali ke dalam sumbernya yang asli.
Semua hal tadi membuktikan bahwa kelahiran Sri Krishna adalah spiritual. Namun dari kisah para penyembah-Nya dalam kitab-kitab suci, dalam pengamatan pertama nampak bahwa mereka lahir dan mengalami berbagai jenis derita dan kesengsaraan seperti jiva-jiva biasa. Kalau mereka tidak seperti jiva-jiva biasa, bagaimana mungkin kesengsaraan bisa menimpa mereka pada kemunculannya di dunia ini dalam pergaulan dengan Tuhan Sendiri? Siapakah yang dapat menjelaskan peristiwa-peristiwa seperti penahanan Devaki dan Vasudeva dalam penjara Kamsa, kesedihan para penduduk Braja karena berpisah dengan Krishna, kasih sayang Nanda dan Yasoda yang penuh bhakti, persis seperti orang tua biasa terhadap putera mereka, dsb.? Solusi yang memuaskan dari keluhan-keluhan seperti itu diinsafi oleh jiva hanya apabila ia mantap dalam dirinya yang sebenarnya.
Pelayan-pelayan Tuhan adalah manifestasi langsung dari kekuatan-Nya. Kelahiran mereka, dsb., merupakan permainan kekutan spiritual Tuhan. Atas kehendak Sri Hari Sendiri mereka muncul di dunia ini sebagai pembantu lila-Nya. Penderitaan mereka, dsb., hanyalah merupakan metode yang halus untuk menguji kemanjuran lila-Nya. Peristiwa-peristiwa seperti itu bukan merupakan akibat dari kenikmatan duniawi mereka yang mementingkan diri sendiri seperti penderitaan dunia ini. Sebaliknya, mereka menambah berbagai kenikmatan menyenangkan yang manis dari melayani Krishna. Kasih sayang orang tua biasa terhadap putera-putera mereka yang hidup secara singkat hanyalah merupakan bayangan yang terputar balik dari kasih sayang yang rohani, bermanfaat, dan ikatan spiritual yang maha-khusuk yang dimiliki oleh orang tua Sri Krishna yang asli terhadap putera mereka yang kekal. Kasih sayang orang tua biasa terhadap putera mereka yang berlangsung sementara, karena kenikmatan untuk diri sendiri terhadap hasil-hasil karma, adalah sama sekali tidak bermanfaat, dan karena itu harus dihindari. Namun kasih sayang Nanda-Yasoda terhadap putera mereka yang abadi adalah sempurna, bermanfaat, dan luhur karena melebihi mereka yang memiliki cinta kasih spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar