Sabtu, 28 Mei 2011

Ingat Tuhan

“Bagi orang yang memiliki keyakinan bhakti yang mantap terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan tekun dalam pelayanan kepada-Nya, semua sifat kedewataan terwujud dalam kepribadiannya.” (Bhagavata Purana 5.18.12) Tattva di atas sudah cukup untuk memberikan pencerahan kepada kita tentang bagaimana cara mencapai kesempurnaan dalam segala bidang kehidupan di dunia ini. Seorang pemuja Tuhan yang benar-benar menjadikan Tuhan sebagai pusat segala aktivitasnya pasti memiliki segala sifat kedewataan yang sangat menunjang keberhasilan dalam segala bidang kehidupan. Sifat-sifat kedewataan yang dimaksud antara lain jujur, murah hati, damai, tidak berambisi, welas asih, dan masih banyak sifat-sifat baik lainnya. Dengan terwujudnya sifat-sifat tersebut pada diri seseorang, segala aktivitasnya akan sukses atas karunia Tuhan, segala aktivitasnya tidak akan menyebabkan kesusahan bagi pihak lain, dan segala aktivitasnya pasti bermanfaat bagi umat manusia. Jadi, perhatian utama kita hendaknya adalah untuk menjadi seorang insan yang benar-benar mengabdikan hidup kita kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Benar-benar mengabdikan hidup kita untuk Tuhan Yang Maha Esa? Apakah itu berarti bahwa kita harus meninggalkan segala kegiatan yang dianggap kegiatan duniawi dan hanya bersembahyang atau memuja Tuhan saja? Tidak demikian. Kita dapat terus melaksanakan kegiatan yang sudah menjadi swadharma kita dalam hidup ini. Yang perlu dibenahi hanyalah kesadaran kita. Hendaknya kita menjadi sadar akan Tuhan. Menjadi pemuja Tuhan kelas utama berarti senantiasa berbhakti kepada-Nya. Di dalam kitab Veda ada disebutkan sembilan cara bhakti kepada Tuhan yakni mendengarkan tentang Tuhan dan keagungan-Nya, mengucapkan atau menyenandungkan nama-nama suci Tuhan dan keagungan-Nya, mengingat Tuhan senantiasa, berdoa kepada Tuhan, melayani kaki-padma Tuhan, melayani Tuhan sebagai seorang abdi, melakukan pemujaan kepada Tuhan, melayani Tuhan sebagai kawan, dan menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan. Sembilan cara bhakti ini sangat sederhana dan mudah dilakukan, khususnya dua cara pertama yakni mendengarkan tentang Tuhan dan mengucapkan nama suci-Nya. Inti dari segala kegiatan bhakti tersebut adalah bagaimana kita bisa INGAT PADA TUHAN. Kita dapat melaksanakan segala kegiatan kita sambil ingat pada Tuhan. Hanya dengan cara demikian kita dapat menjadi pemuja Tuhan kelas utama, dan segala sifat kedewataan tadi akan terwujud dengan sendirinya pada diri kita.
Kemajuan di segala bidang kehidupan akan tercapai apabila semua orang dapat menerapkan proses bhakti yang sederhana ini sehingga ia akan mengembangkan segala sifat baik pada dirinya. Utamanya bagi para pemimpin. Dengan memiliki pemimpin-pemimpin yang jujur, damai, murah hati, tidak berambisi, dan sebagainya, tentu tidak akan ada lagi yang namanya korupsi, kolusi, dan nepotisme negatif. Niscaya kehidupan akan menjadi lebih baik.
Seorang pemuja Tuhan kelas utama mampu menerapkan etika tertinggi yang digariskan oleh kitab suci. Apa etika tertinggi tersebut? Yaitu melakukan segala sesuatu atau berbuat hanya untuk kepuasan Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam Bhagavad-gita Bab 10 Ayat 8, Tuhan bersabda, “Akulah sumber seluruh dunia rohani dan dunia material. Segala sesuatu berasal dari-Ku. Orang bijak yang mengetahui hal ini secara sempurna menekuni bhakti kepada-Ku dan memuja-Ku dengan segenap hatinya.” Seperti dinyatakan di atas, segala sesuatu bersumber dari Tuhan sehingga segala sesuatu adalah milik Tuhan. Bagaimana etika yang benar terhadap sesuatu yang merupakan milik pihak lain? Tentu kita tidak bisa sembarangan menggunakan atau memanfaatkan benda tersebut. Harus ada izin dari sang pemilik. Maka, kitab suci menggariskan bahwa etika tertinggi adalah menggunakan segala sesuatu untuk pelayanan kepada Tuhan sebab segala sesuatu adalah milik Tuhan. Dalam menerapkan etika tertinggi ini, kita harus dituntun oleh tiga unsur yakni kitab suci, orang suci dan guru spiritual. Tanpa dituntun oleh tiga unsur ini maka bisa saja seseorang berbuat secara bertingkah lalu mengatasnamakan Tuhan atau ajaran agama. Tiga unsur ini harus dipertimbangkan. Dengan berbuat hanya untuk pelayanan kepada Tuhan saja, secara otomatis kita sudah berbuat untuk kesejahteraan seluruh umat manusia bahkan seluruh makhluk hidup. Berbhakti kepada Tuhan diibaratkan menyiramkan air pada akar sebatang pohon, yang dengan demikian memberi manfaat kepada semua bagian pohon tersebut baik daun, batang, cabang, sampai ranting terjauh pun menerima manfaat air tersebut. Bagaimana bisa demikian? Seorang pemuja Tuhan kelas utama mengetahui kedudukan dasarnya sebagai roh atau jiwa yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Tuhan. Dia mampu melihat semua makhluk hidup dengan pandangan yang sama, yakni sebagai roh atau jiwa, sebagai putra-putra Tuhan. Dia tidak akan bisa melakukan kekerasan terhadap makhluk lain baik kekerasan fisik maupun mental.
Keadaan kacau balau yang kita amati terjadi di masyarakat belakangan ini tidak lepas dari akibat peradaban yang tidak berketuhanan atau berketuhanan hanya secara formalitas belaka. Penganut ketuhanan macam apa yang tega melakukan korupsi besar-besaran yang merugikan negara hingga miliaran rupiah? Tentu ia tidak benar-benar berketuhanan. Penganut ketuhanan macam apa yang bisa terus berpolitik kotor hanya untuk melanggengkan jabatan dengan berdiri di atas derita orang lain? Tentu ia belum benar-benar mengetahui atau menginsafi ajaran agamanya. Penganut ketuhanan macam apa yang memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan senjata-senjata seperti bom yang mengakibatkan penderitaan luas bagi kemanusiaan? Tentu ia tidak tahu etika tertinggi yang digariskan kitab suci. Semua ini akibat mereka tidak ingat pada Tuhan, tidak ingat bahwa ada Tuhan yang merupakan pemilik segala sesuatu, sumber segala sesuatu.
Dengan menginsafi atau setidak-setidaknya mengetahui kebenaran-kebenaran atau tattva seperti di atas yang tercantum di dalam kitab suci, dan dengan mengetahui etika tertinggi yang semestinya kita terapkan dalam kehidupan ini, maka niscaya kehidupan akan menjadi lebih baik, kemajuan dalam segala bidang kehidupan akan kita capai. Dengan senantiasa ingat pada Tuhan maka kita akan senantiasa dibimbing oleh-Nya dalam segala tindakan yang kita lakukan. Jadi, INGATLAH TUHAN, dan JANGAN LUPA PADA TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar