Sabtu, 28 Mei 2011

Pergaulan yang Baik dan Buruk

Pada suatu ketika terdapat seorang pedagang yang telah menjual beberapa burung kakaktua. Ia menjual dua ekor burung kakaktua bersaudara. Yang satu dibeli oleh seorang tukang jagal dan yang satunya dibeli oleh seorang raja. Dan seorang sadhu memperhatikan semua hal ini.
Setelah beberapa waktu, sadhu tersebut lewat di depan toko tukang jagal tersebut. Dan sadhu tersebut mendengar kakaktua milik tukang jagal tersebut berteriak. “Tangkap dia, bunuh dia, bajingan kau……“ Mendengar kata-kata itu, sang sadhu segera menutup telinganya dan meninggalkan tempat itu.
Pada suatu sore, sang sadhu pergi ke istana raja dan melihat saudara kakaktua tukang jagal tersebut. Kakak tua ini menyambut sadhu tersebut denga kata-kata yang manis,“Oh orang suci! Selama datang di kerajaan kami. Seorang yang mulia seperti anda mengunjungi orang-orang seperti kami untuk memberikan pencerahan tentang Tuhan kepada kami. Silahkan duduk. Sang raja akan segera tiba beberapa saat lagi.“ Sadhu tersebut sangat terkejut, ia bertanya kepada sang kakaktua,“Bagaimana bisa kakakmu berbicara dengan kata-kata yang sangat kejam, sedangkan engkau berbicara dengan kata-kata yang sangat manis, walaupun kalian berdua bersaudara?“
Kakak tua itu menjawab dengan puisi sansekerta“gau aashanena vakyam shrunoti aham ca rajan vacanam muneeam nasti asya dosho na ca mad guno va samsargaja dosha guna bhavanti“
“Saudaraku mendengarkan kata-kata pemakan sapi, sedangkan aku mendengarkan kata-kata dari orang-orang suci yang mulia yang berkunjung mengunjungi istana rajaku. Kakakku tidak bersalah begitu juga aku tidak memiliki sesuatu yang spesial dalam diriku. Seseorang memperoleh kualitas yang baik atau buruk sebagai akibat dari pergaulan seseorang.“
Pada tahun tujuh puluhan, Srila Prabhupada pergi ke Amerika untuk menyebarkan tentang kemuliaan pengucapan nama suci Tuhan. Beliau mengikuti perintah guru kerohaniannya. Beliau tidak memiliki siapapun dan uang sepersenpun, hanya keyakinan penuh terhadap nama suci Tuhan.
Beliau melihat Amerika adalah negara yang kaya, namun banyak orang yang tidak berbahagia. Beberapa dari mereka diasingkan oleh masyarakat dan berusaha menemukan kebahagiaan dengan obat-obatan terlarang dan mabuk-mabukkan. Orang-orang seperti itu disebut Hippies. Srila Prabhupada mengajarkan mereka bagaimana cara mengucapkan nama suci Tuhan. Berangsur-angsur mereka meninggalkan kebiasaan buruk mereka dan menjadi penyembah Tuhan. Mengucapkan nama suci Tuhan memberikan mereka kebahagiaan yang mereka cari. Dengan cara ini Srila Prabhupada mengubah banyak “Hippies” menjadi “Happies”.
sadhu sanga sadhu sanga sarva sastre kaya
lava matra sadhu-sange sarva siddhi haya
“Hanya sesaat saja bergaul dengan penyembah yang murni, seseorang akan mencapai segala kesempurnaan.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar