Senin, 23 Mei 2011

DINABANDHU DADA

Cerita pendek Srila Prabhupada

Ada sebuah cerita pendek yang sangat menarik. Seorang anak yang miskin, dia adalah seorang murid di suatu sekolah, dan perayaan hari berpulangnya ayah dari guru di sekolah itu akan berlangsung. Jadi guru itu meminta kepada semua muridnya, “Apa yang akan kau berikan padaku sebagai sumbangan ?” Dulu seorang guru tidak menerima gaji apapun. Tetapi apapun yang diinginkannya, sang murid akan membawakan untuknya apakah itu dari rumah orang tua sang murid, atau dengan cara mengemis. Itulah sistemnya. Sang guru tidak akan mengenakan biaya apapun. Pada umumnya seorang brahmana adalah guru. Itu adalah salah satu profesi seorang brahmana. Setiap orang harus memiliki kehidupannya. Jadi kehidupan brahmana adalah pathana pathana. Dia harus menjadi seorang sarjana terpelajar, dan dia juga menjadikan yang lainnya seorang sarjana terpelajar. Itulah urusan seorang brahmana. Pathana pathana yajana yajana dana pratigrahah. Sat-karma, enam jenis profesi untuk seorang brahmana. Dan seorang Ksatria berprofesi memberikan perlindungan kepada masyarakat dan memungut pajak, dua puluh lima persen, tidak lebih dari itu. Apapun pemasukan anda, berikan dua puluh lima persennya kepada raja ksatria. Hanya itu. Itu termasuk pajak penjualan, pajak ini, pajak itu, begitu banyak pajak, pajak pemasukan. Semua sudah termasuk. Kau memberikan dua puluh lima persen. Dan jika kau tidak memiliki pemasukan, maka tidak ada pajak. Bukan seperti sekarang bahkan jika anda tidak memiliki pemasukan, “Tidak, tahun lalu kau telah memberi begitu banyak pajak. kau juga harus memberi sekarang. Atau properti anda akan dijual.” Tidak seperti itu. Seperti itulah profesi Ksatria. Sama halnya, Vaisya krsi-go-raksya-vanijyam [Bg.18.44], pertanian, perlindungan sapi, dan jika ada kelebihan pangan, maka ia dapat menjualnya, melakukan dagang. Dan Sudra, sederhana mereka hanya membantu.

Jadi seperti itulah guru, kembali ke cerita. sang guru meminta kepada murid-muridnya…Seseorang berkata “Saya akan menyumbangkan pakaian ini,” yang lain berkata ,”Aku beras” seseorang berkata sesuatu, sesuatu, sesuatu. Ada seorang murid yang miskin, dia tidak memiliki harta. Dia sangat miskin. Jadi ketika ia ditanya, dia menjawab “ Saya tidak dapat mengatakan sesuatu sebelum bertanya kepada ibuku.” “Baiklah, kau tanya ibumu dan katakan padaku besok.” Jadi anak itu menanyakannya,”Ibuku tersayang, semua teman kelasku telah menjanjikan guru untuk menyumbangkan ini, itu, ini, itu. Jadi ketika giliranku. Apa yang harus aku janjikan?” Sang ibu berkata, “Anakku sayang, kita sangat miskin, kita tidak bisa memberikan apapun. Tetapi jika Krishna memberikan…Dia adalah Dina-bandhu, teman bagi si miskin. Jadi jika Krishna memberikan sesuatu kepadamu maka kau bisa menyumbang.” “Oh,dimana Krishna? Apa panggilanNya?” “Sekarang panggilanNya adalah Dinabandhu, teman bagi si miskin.” “Dimanakah Dia berada?” “Saya mengerti Dia ada di hutan.” Jadi dia pergi ke hutan dan memanggil “Saudaraku Dinabandhu, saudaraku Dinabandhu, dimana Kau?” Dia mulai menangis. Jadi Krishna datang. Ketika seorang penyembah begitu ingin sekali bertemu denganNya, Krishna datang. Dia begitu baik hati. Kemudian “Kenapa kau memanggil?” “Ibuku….apakah Kau Dinabandhu?” “Ya”. “Jadi ini keadaan saya, tuan. Apa yang dapat saya janjikan?” Jadi Krishna berkata “Kau dapat berjanji akan menyediakan yogurt, dahi. Kau akan menyediakan dahi.” Jadi anak itu menjadi sangat puas. Dan dia datang ke gurunya bahwa “Saudaraku Dinabandhu, dada, Dia akan menyediakan dahi, atau yogurt, untuk segala kebutuhan anda.” “Oh baiklah, bagus sekali.”
Kemudian pada hari perayaan, anak itu datang ke hutan lagi dan memanggil Dinabandhu dada, dan Dia memberinya sebuah pot kecil berisi dahi, yogurt, pot yang kecil. Oh dia hanya anak kecil. Dia tidak tahu apa-apa. Dia membawanya kehadapan gurunya, “Sekarang inilah sumbangan saya. Saudaraku Dinabandhu telah memberikannya. Jadi anda terimalah.” “Ratusan dan ribuan orang akan memberikan bahan makanan dan dahi atau yogurt sebanyak ini ?” Dia menjadi sangat marah. Gurunya marah, dia tidak memperdulikannya dan pot itupun jatuh, dan yogurtnya juga jatuh. Tetapi setelah beberapa saat. ketika ia datang, ia melihat meskipun yogurtnya telah jatuh, potnya tetap penuh. Dan lagi gurunya menjatuhkannya, dan lagi potnya tetap penuh. Dia menjatuhkannya lagi, lagi pot itu tetap penuh. Kemudian ia baru mengerti bahwa ini adalah sesuatu yang rohani.
Purnasya purnam adaya purnam evavasisyate [Srisopanisad mantra pembukaan]. Kau mengambil semuanya; tetap, semuanya masih sama. Itulah Krishna. Bukan karena anda telah mengambil sesuatu, satu dikurangi satu sama dengan kosong. Tidak. Di dalam dunia rohani, satu dikurang satu sama dengan satu. Dan satu ditambah satu sama dengan satu. Ini disebut advaya-jnana. Tidak ada dualitas. kurang dan tambah, adalah dua hal. Tetapi di dunia rohani, apakah tambah atau kurang, adalah sama. Ini harus dimengerti. Ini disebut Mutlak, advaya-jnana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar