Sabtu, 28 Mei 2011

Menuju Damai Sejati

Upacara agni-hotra merupakan suatu bentuk persembahan khusus kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hampir semua upacara samskara (rangkaian upacara yang harus dijalani seseorang sebagai upaya peningkatan kualitas rohani) yang digariskan dalam Veda mulai dari yang terkait kehamilan (bayi di dalam kandungan), kelahiran, pemberian nama kepada bayi, pemberian biji pertama kepada bayi, dan seterusnya sampai upacara saat seseorang meninggal dunia, diiringi dengan adanya korban suci api atau agni-hotra ini.

Memang, di dalam Kitab Suci dianjurkan bahwa segala kegiatan yang kita lakukan mestinya ditujukan untuk memuaskan Tuhan Yang Mahakuasa, sebagai suatu bentuk persembahan. Inilah yang akan mengantarkan kedamaian sejati di dunia ini. Seperti Sri Krishna bersabda di dalam Bhagavad-gita, “Orang yang sadar akan diri-Ku sepenuhnya, karena ia mengenal Aku sebagai Penerima utama segala korban suci dan pertapaan, Tuhan Yang Maha Esa penguasa semua planet dan dewa, dan penolong yang mengharapkan kesejahteraan semua mahkluk hidup, akan mencapai kedamaian dari penderitaan kesengsaraan material.”
Tidak terkecuali jika kita berkeinginan untuk merayakan hari-hari yang kita anggap istimewa dan memiliki arti khusus dalam hidup kita seperti misalnya hari ulang tahun kita. Kita dapat menggunakan kesempatan tersebut untuk melakukan persembahan khusus kepada Tuhan, dalam suatu bentuk upacara agni-hotra seperti ini, dan kemudian membagikan sisa persembahan tersebut kepada sanak keluarga, teman atau relasi. Maka ini akan memberi manfaat yang sangat besar kepada semuanya.
Atmosfer yang tercipta dari pelaksanaan korban suci api seperti ini sangatlah bertuah untuk kemajuan rohani. Bahan-bahan yang dipersembahkan ke dalam api menciptakan aroma khusus yang menyucikan suasana dan pikiran orang yang menghadirinya. Dengan pikiran yang tersucikan, akan lebih mudah bagi kita untuk menerima pengetahuan rohani. Jadi, bukan hanya maksud upacara tersebut yang terpenuhi, namun yang menghadirinya pun mendapatkan manfaat yang sangat besar. Disebutkan pula bahwa tiap biji yang ikut dipersembahkan ke dalam api suci dalam upacara agni-hotra seperti ini melambangkan jumlah berkurangnya dosa orang yang mempersembahkannya.
Bentuk yajnya atau persembahan kepada Tuhan yang dianjurkan untuk zaman Kali adalah sankirtana yajnya atau korban suci berupa kegiatan mengucapkan nama suci Tuhan. Dan memang inilah juga yang melengkapi pelaksanaan agni-hotra. Segala kekurangan atau kesalahan yang terjadi selama jalannya upacara ini disempurnakan oleh yajnya yang memang dianjurkan untuk zaman saat ini yakni pengucapan nama suci Tuhan, yang berupa bhajan atau kirtana. Tanpa adanya pengucapan nama suci Tuhan, upacara seperti ini dianggap belum lengkap dan sempurna. Oleh karena itulah kidung nama suci Tuhan harus terus dilantunkan mengiringi upacara agni-hotra seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar