Sabtu, 28 Mei 2011

TEORI BIG BANG

Kita telah mendengar semua ini di sekolah pada pelajaran IPA.. Pada awalnya tidak ada apapun… dan dari kekosongan terjadilah Big bang, tidak disebabkan oleh siapapun dan datang tidak dari manapun… kejadian ini menciptakan semua massa di alam semesta, semuanya terjadi secara kebetulan [sesuai dengan teori dari einstein] Madhudvisa dasa (08-02-03)
Massa tersebut kemudian berkontraksi dan secara otomatis membentuk semua planet dan meletakkan planet-planet itu pada pergerakannya, semuanya mengorbit mengelilingi matahari [suatu hal yang tidak mungkin seperti bukan suatu kebetulan] kemudian beberapa zat kimia muncul tanpa sumber asal dan bercampur satu sama lainnya [sekali lagi semuanya terjadi begitu saja, ketidak mungkinan yang lain! dan tidak tampak seperti kebetulan] dan Bang!!! dan lihatlah, [untuk pertama kalinya dan mungkin hanya karena waktu J ] kehidupan tercipta secara kebetulan dari zat-zat material !!!
Jadi sekarang anda mendapatkannya… semesta sesuai dengan sains… Kita menerima hal ini tentu saja karena kita telah dicuci otaknya sejak lahir… Tetapi ini semua betul-betul tidak masuk akal. Seseorang yang benar-benar menggunakan otaknya tidak bisa menerima pengharapan bertele-tele seperti itu dari seseorang yang putus asa untuk melukis Tuhan dengan biaya berapapun… Sains tidak bisa membuktikan apapun. Mereka tidak bisa mendemontrasikannya pada laboratorium mereka… segalanya menjadi tidak ber-sains bahkan berdasarkan standar mereka sendiri. Dan sekarang hanya ada sedikit sekali ilmuwan yang siap untuk mempertahankan teori bigbang… saya telah mengujinya di Internet. Ketika saya berdebat dengan mereka, mereka berkata, “Ya teori big bang memiliki banyak kekurangan, tetapi dari semua teori yang kita miliki itulah yang terbaik …”
Tentu saja teori Big-bang bukanlah teori yang terbaik dalam menjelaskan penciptaan alam semesta. Tetapi ilmu pengetahuan tidak ingin bahkan sama sekali tidak memperhatikan teori penciptaaan lainnya yang bahkan sangat jelas… teori yang menyatakan ada sesuatu yang cerdas dibelakang penciptaan alam semesta. Ini perandaian yang sangat masuk akal. Jika di kota kita melihat suatu bangunan yang indah dan saya mengatakan pada anda itu tercipta karena ada “Big Bang” tadi malam, akankah anda percaya ? Tidak. [Kecuali anda gila tentunya]
Kita kadang-kadang mengalami sebuah “big-bang” pada salah satu kota besar kita(Ada sebuah yang besar beberapa tahun lalu di Kuta, Bali). Tetapi kita tidak pernah melihat bahwa “big-bang” ini menghasilkan seseuatu yang membangun atau sejenisnya. Mereka menghancurkan dan membuat kekacauan. Betul-betul berlawanan dengan klaim apa yang telah dilakukan oleh teori Big-bang. Dan saat kita mengalami Big-bang ini dan pada suatu kota pertanyaan apa yang langsung keluar? Setiap orang pasti bertanya “Siapa yang telah meletakkan Bom ?” dan kenapa mereka melakukannya ? Ini terlihat sebagai respon yang lebih wajar. Tentu saja para ilmuwan akan tampil pada layar TV dan akan memberitahukan kepada orang-orang “Tidak ada orang yang meletakkan bomnya – ledakan itu terjadi dengan sendirinya.” Tapi siapa yang akan percaya kepada mereka ?
Sekarang ilmu pengetahuan seharusnya adalah suatu proses observasi dan eksperimen. Mereka telah memperkirakan teori “Big-bang” ini – sekarang biarkan mereka melakukan eksperiment dan membuktikannya. Mereka bisa membuat sebuah “Small Bang” dengan beberapa dinamit, atau bahkan dengan bom atom yang kecil… biarkan mereka mereka membuat seseuatu yang penting dengan “small bang”. Jika alam semesta bisa diciptakan dengan sebuah “Big-Bang” maka tentu saja mereka dapat mencipatakan kota kecil, atau jika gagal, paling tidak sebuah bangunan dengan sebuah “Small-Bang” itu. Kecuali sains bisa membuktikan teori Big-bang dengan experimen, kenapa mengajarkannya ? dan kenapa tidak mempertimbangkan penjelasan alternatif lainnya yang lebih masuk akal tentang penciptaan alam semesta, bahwa ada kekuatan yang cerdas dibelakang penciptaan?
Motivasi para ilmuwan dalam mengajarkan teori Big Bang sama sekali TIDAK sains, BUKANLAH suatu pencarian terhadap kebenaran. Tujuan dari Teori Bing Bang adalah untuk menciptakan suatu paham kehidupan yang bermoral bejat yang percaya bahwa, “Tidak ada Tuhan, Tidak ada kehidupan setelah kematian, semesta terbentuk karena kebetulan. Saya hanyalah kombinasi dari bahan-bahan kimia dan saat badan ini berakhir maka saya juga akan berakhir – jadi mari kita berpesta sepuas-puasnya sekarang!” ini tidak lebih baik dengan hidup binatang. Sains berusaha untuk mengikis satu-satunya hal yang membedakan kita dari binatang – kemampuan kita untuk mengerti dan menanyakan aspek spritual, suatu aspek yang lebih halus terhadap keberadaan kita.
Sains mencoba untuk menjelaskan segala seseuatu dengan istilah-istilah kimia tetapi tidak seorangpun yang pernah mampu untuk memperlihatkan (dan tidak akan pernah) kesadaran bisa diciptakan dengan mencampurkan sejumlah bahan kimia… ini adalah kepercayaan buta. Pencucian otak, rakyat umum dipersiapkan untuk mempercayai hal yang tidak masuk akal itu saat disajikan oleh ilmuwan HANYA karena itu memungkinkan pandangan duniawi ketiadaan Tuhan. Pikiran dibentuk kalau aku dapat melakukan segala sesuatu yang “rasanya baik” tanpa mempertimbangkan sama sekali konsekuensinya. Jika teori ini diuji dengan teliti sesuai dengan metode scintific tidak seorang pun yang waras akan menerimanya. Sama sekali tidak ada observasi dan tidak ada ekperimen. Hanya spekulasi dan dugaan yang kabur, yang telah dirumuskan menjadi dogma religius yang sangat detail sekali oleh komunitas “Scientific” :-p.
Dan mereka tidak dapat membuktikan apapun, mereka tidak dapat menjelaskannya dengan masuk akal. Semuanya adalah kepercayaan buta…
Krishna berkata:
manusyanam sahasresu kascid yatati siddhaye
yatatam api siddhanam kascin mam vetti tattvatah
“diantara beribu-ribu manusia, hanya seorang yang berusaha untuk kesempurnaan, dan diantara mereka yang telah mencapai kesempurnaan, hampir tidak seorang pun yang mengetahui Aku dengan sebenarnya”
Jadi mencari makna sebenarnya dari kehidupan bukanlah suatu hal yang biasa… kebanyakan orang senang dengan mengejar-ngejar wanita, beberapa mencari ketenaran, keuntungan, cinta dan kehormatan, tetapi hanya beberapa yang tertarik dengan kehidupan spiritual. Pasti ada beberapa ilmuwan yang bijaksana yang berpikir terlepas dari “dogma yang diterima “.
Sains[suka atau tidak] adalah sekumpulan dari kepercayaan. Saya setuju kalau ini berubah-rubah, tetapi pada sisi lainnya para ilmuwan sangat bersemangat “mengajarkan” kepercayaan mereka. Kepercayaan mereka sudah pasti dikritik dengan keras oleh ilmuwan yang lainnya tetapi ada suatu waktu dimana “kepercayaan’ itu mulai menjadi “sains yang baik” dan diterima secara umum diantara para ilmuwan. Saat seseorang menantang “sains yang baik” ini terjadilah reaksi yang sangat negatif. Ilmuwan, seperti halnya orang lainnya, memiliki pandangan duniawinya, sistem kepercayaannya, dan saat seseorang “menggoyangkan perahu” mereka tidak menyukainya. Tetapi point pentingnya adalah sains hanyalah “kebenaran yang diterima sementara”. Jika anda membaca text-book sains dari lima puluh tahun lalu itu akan tampak menggelikan… begitu juga text-book sekarang akan menjadi tidak berguna beberapa tahun kemudian…
Pendapat anda tentang hilangnya tujuan kehidupan tampaknya ada benarnya dari sudut pandang saya. Tetapi, itu untuk sains yang sesat dengan paham materialnya. Banyak kepercayaan dari timur yang merayakan kegaguman mereka kepada alam semesta ini dengan cara-cara yang sangat mengagumkan. Saya lihat cara pandang terhadap dunia yang seperti ini sangat sesuai dengan sains yang memperlihatkan pada kita seseuatu yang lebih dari semesta ini setiap harinya. Apa yang lebih menyenangkan dari itu ?”
Ya. Semesta juga adalah bentuk dari Tuhan dan sains yang sebenarnya juga adalah bentuk dari kesadaran terhadap Tuhan. Tetapi banyak yang tidak tertarik dengan ini. Mereka membelokkan “sains” menjadi suatu dogma yang mendukung suatu pandangan modern yang atheis. Ini bukanlah sains dan sesuatu yang dilakukan oleh ilmuwan sejati, tapi ini adalah bagaimana para atheis mempergunakan sains untuk menghancurkan orang-orang yang religius dalam masyarakat kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar