Sabtu, 28 Mei 2011

Hanya Mencintai Krishna

“Krishnaku sayang, Yasoda mengambil seutas tali untuk mengikatMu saat diriMu melakukan kesalahan, dan mataMu yang gelisah dipenuhi airmata, yang membasuh mascara. DiriMu ketakutan, walaupun kepribadian rasa takut pun takut padaMu. Pemandangan ini membingungkan aku.”—Srimad-Bhagavatam 1.8.31
Ini adalah kemewahan lain dari Krishna. Krishna memiliki enam kemewahan: seluruh kekayaan, kekuatan, kemashyuran, pengetahuan, ketampanan, dan ketidakterikatan. Sloka ini membicarakan kemewahan Krishna berupa ketampanan.
Kita mempersembahkan sujud kepada Krishna dengan rasa kagum dan hormat, tidak ada yang datang pada Krishna dengan tali: “Krishna, Kamu telah berbuat salah. Aku akan mengikat-Mu.” Itu adalah hak istimewa dari penyembah yang paling sempurna. Krishna adalah anor aniyan mahato mahiyan—lebih besar dari yang paling besar dan lebih kecil dari yang paling kecil. Itulah kemewahan.

Kuntidevi berpikir tentang kemewahan Krishna, dia tidak berani mengambil peran sebagai Yasoda. Itu tidak mungkin. Kuntidevi adalah bibi Krishna, tetapi dia tidak memiliki hak istimewa seperti Yasodamayi. Karena Yasoda adalah penyembah yang sangat maju sehinga beliau memiliki hak untuk menghukum Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Jadi Kuntidevi benar-benar memikirkan hak istimewa dari Yasodamayi, betapa beruntung dan istimewanya beliau sehingga bisa mengancam Personalitas Tuhan Yang Maha Esa yang bahkan ditakuti oleh kepribadian rasa takut. Bhir api yad bibheti. Siapa yang tidak takut pada Krishna? Tetapi Krishna takut pada Yasodamayi. Ini adalah ke-MahaKuasa-an Krishna.
Nama lain dari Krishna adalah Madana-mohana. Madana berarti dewa asmara. Dewa asmara memikat setiap orang, dan Krishna memikat dewa asmara. Oleh karena itu nama-Nya adalah Madana-mohana. Dia begitu tampan bahkan dewa asmara pun terpikat oleh-Nya. Namun, di pihak lain, Krishna, walau begitu tampan sehingga memikat dewa asmara, Dia masih terpikat kepada Srimati Radharani. Oleh karena itu nama Srimati Radharani adalah Madana-mohana-mohini. Krishna adalah pemikat dewa asmara dan Radharani adalah pemikat dari sang pemikat itu. Jadi ini adalah pemahaman spiritual yang paling tinggi dalam Kesadaran Krishna. Ini bukan fiksi, khayalan atau karangan. Ini semua adalah fakta. Dan tiap penyembah dapat memiliki hak istimewa yang demikian bila ia benar-benar maju.
Cinta yang Murni
Jika anda mencintai Krishna sebagai anak anda maka anda akan memiliki hak istimewa seperti itu. Di dunia material ini tidak ada yang bisa menandingi cinta seorang ibu. Ini tanpa pamrih. Bahkan di dunia material ini seorang ibu mencintai anaknya tanpa mengharap balasan. Walaupun demikian, dunia material sangat tercemar sehingga terkadang seorang ibu berpikir, “Saat anakku dewasa dia akan menjadi orang besar. Dia akan menghasilkan uang, dan aku akan mendapatkan uangnya.” Disini masih terdapat rasa pamrih. Namun saat mencintai Krishna, jika tidak ada rasa pamrih maka ini disebut cinta yang murni—anyabhilasita sunyam—bebas dari semua hasil material. Kita jangan mencintai Krishna demi beberapa keuntungan material. Bukan seperti, “Krishna! berikanlah kami makanan sehari-hari, lalu aku akan mencintai-Mu.” Disana seharusnya tidak ada pertukaran perdagangan. Krishna menginginkan cinta kita yang murni.
Saat Krishna melihat ibu Yasoda datang dengan seutas tali untuk mengikat-Nya, Dia segera menjadi sangat ketakutan dan mulai menangis, “Oh, ibu akan mengikat-Ku!” saat itu, ya te dasasru-kalilanjana—salep kecantikan di mata-Nya terbasuh oleh airmata-Nya. Dengan rasa hormat yang besar, Krishna memohon pada ibu-Nya dengan penuh perasaan, “Ya, Ibu, Aku telah salah kepadamu. Mohon maafkan Aku.” Dan kepala-Nya menunduk ke bawah.
Krishna adalah Personalitas Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam Bhagavad-gita Dia mengatakan, mattah parataram nanyat kincid asti dhananjaya—Arjuna-Ku tercinta, tidak ada yang melebihi Aku. Aku adalah yang paling utama.” Personalitas Tuhan Yang Maha Esa yang sama itu sekarang sedang bersujud di hadapan Ibu Yasoda. Niniya vaktram bhaya bhavanaya—dengan perasaan takut Dia menerima, “Ibu-Ku sayang, ya, Aku memang salah.” Terkadang jika Yasoda-mata melihat anaknya sangat ketakutan maka dia juga akan merasa resah. Ibu Yasoda tidak ingin Krishna menderita karena hukumannya. Itu bukanlah tujuannya. Sistem ini masih sangat umum di India. Saat seorang anak terlalu nakal dia akan diikat di suatu tempat. Para penyembah murni menghargai pemandangan ini, betapa besar keagungan Personalitas Tuhan Yang Utama sehingga dia benar-benar bermain seperti anak yang sempurna. Saat Dia berperan sebagai anak Dia berperan secara sempurna. Saat Dia berperan sebagai suami dengan 16.000 istri Dia berperan sebagai suami yang sempurna. Saat Dia berperan sebagai kekasih para gopi Dia berperan secara sempurna. Dan sebagai sahabat dari para anak gembala sapi Dia juga berperan secara sempurna.
Krishna Sangat Hebat
Anak gembala sapi semua tergantung pada Krishna. Mereka ingin mengambil buah dari pohon palm, namun di sana ada raksasa, Gardabhasura, yang tidak akan membiarkan seorang pun masuk ke dalam hutan tersebut. Teman-teman Krishna anak gembala sapi akan memohon, “Krishna, kami ingin merasakan buah itu. Jika Engkau bisa mengatur…”. “Ya” segera Krishna mengatur. Krishna dan Balaram pergi ke hutan dan semua raksasa yang tinggal di sana dalam bentuk keledai segera datang untuk menendang Krishna dan Balaram dengan kaki belakang mereka. Balaram menangkap salah satu dari mereka dan melemparkannya ke atas pohon. Dengan cara ini semua raksasa itu mati.
Semua anak gembala sapi sangat berhutang budi pada Krishna. Mereka tidak tahu apa-apa selain Krishna. Kemudian, saat kebakaran hutan mengelilingi mereka, Krishna segera menelan seluruh api tersebut. Ada sangat banyak raksasa yang datang dan menyerang. Setiap hari anak-anak akan pulang ke rumah mereka dan menceritakan, “Ibu, Krishna sangatlah hebat! Kau lihat, ini terjadi hari ini.” Dan ibu mereka akan mengatakan, “Ya, Krishna kita sangat hebat.” Hanya itulah yang mereka pikirkan. Mereka tidak tahu bahwa Krishna adalah Tuhan, Personalitas Yang Utama. Krishna sangat hebat, hanya itulah yang mereka tahu. Dan cinta mereka bertambah. Semakin mereka merasakan kegiatan Krishna yang hebat semakin berkembang cinta mereka. Saat Nanda Maharaja berbincang-bincang bersama teman-temannya tentang Krishna, mereka akan berkata, “Oh Nanda Maharaja, anakmu Krishna sangat hebat. Mungkin Dia adalah salah satu dewa.” Hanya itu. “Mungkin.” Mereka juga tidak yakin akan hal itu. Para penduduk Vrndavana tidak peduli siapa yang Tuhan dan siapa yang bukan Tuhan. Itu bukanlah urusan mereka. Mereka menginginkan Krishna dan mencintai Krishna. Hanya itu.
Di Luar Indra-Indra
Mereka yang berpikir untuk menganalisa Krishna terlebih dahulu untuk menyakinkan apakah Dia Tuhan atau tidak, mereka bukanlah penyembah kelas-satu. Mereka yang memiliki cinta yang spontan untuk Krishna, mereka adalah penyembah kelas-satu. Bagaimana kita bisa menganalisa Krishna? Dia tidak terbatas, jadi itu tidak mungkin. Indra-indra kita hanya memiliki daya memahami yang terbatas, bagaimana kita bisa mempelajari Krishna? Para Mayavadi sedang mencoba untuk mengetahui dimana Tuhan, siapa Tuhan. Filosofi mereka berdasar pada neti, neti—“Bukan ini, bukan ini.” Dan apakah itu, mereka tidak tahu. Mereka yang namanya saja para ilmuwan mencoba untuk mengungkapkan apa penyebab yang utama, tetapi proses mereka juga, “Bukan ini, bukan ini.” Bagi semua kemajuan mereka, yang mereka temukan hanyalah, “Bukan ini.” Apakah itu, mereka tidak pernah menemukannya.
Panthas tu koti-sata-vatsara-sampragamyo
Vayor athapi manaso muni-pungavanam
So ‘pyasti yat prapada-simny avicintya-tattve
Govindam adi-purusam tam aham bhajami
Aku memuja Govinda, Tuhan yang Asli, yang hanya ujung jari kaki Padma–Nyalah yang didekati oleh para yogi yang bercita-cita mengejar kerohanian dan membawa diri mereka ke pranayama dengan melatih pernapasan; atau oleh para jnani yang berusaha mengetahui Brahman yang tak-terbedakan melalui proses penyisihan keduniawian, melampaui lebih dari ribuan juta tahun.
Jadi bagaimana kita bisa mempelajari Krishna? itu tidak mungkin. Oleh karena itu keadaan pikiran Vrndavana ini adalah kesempurnaan bagi para penyembah. Adalah bukan urusan mereka untuk memahami Krishna. Mereka hanya ingin untuk mencintai Krishna, tanpa syarat. Mental mereka tidaklah, “Karena Krishna adalah Tuhan, maka aku mencintai–Nya.” Krishna tidak berperan di Vrndavana sebagai Tuhan. Dia berperan sebagai anak gembala sapi biasa. Tetapi saat itu Dia membuktikan bahwa Diri-Nya adalah Personalitas Tuhan Yang Maha Esa.
Kuntidevi bukanlah penduduk Vrndavana. Dia adalah penghuni Hastinapura, di luar Vrndavana. Para penyembah yang berada di luar Vrndavana, mereka mempelajari betapa agungnya para penduduk Vrndavana. Tetapi para penduduk Vrndavana, mereka tidak peduli untuk mengetahui betapa agungnya Krishna. Itulah perbedaannya. Jadi urusan kita adalah hanya untuk mencintai Krishna. Semakin anda mencintai Krishna, semakin anda akan menjadi sempurna. Adalah tidak perlu memahami Krishna dan bagaimana Dia menciptakan sesuatu. Hanya kembangkanlah cinta murni anda pada Krishna. Itulah kesempurnaan dari hidup.
Catatan: His Divine Grace A.C. Bhaktivedanta Swami Prabhupada
Pelajaran di Los Angeles, 23 April 1973

Tidak ada komentar:

Posting Komentar