Minggu, 22 Mei 2011

DASARATHA

Dasaratha menginginkan seorang anak

Ramachandra muncul di dalam dinasti Iksvaku. Dia dikenal dengan IksvakuKuladhana. Kula berarti “dinasti” dan dhana berarti “kekayaan” atau “permata berharga”. Jadi Ramachandra adalah permata dinasti Iksvaku. Dasaratha dikenal demikian karena dia mampu bertempur dalam sepuluh arah secara bersamaan. Dasaratha adalah seorang ksatriya agung, terkadang Indra memanggilnya ketika ada peperangan dengan para asura. Jadi Dasaratha, akan pergi ke planet-planet surga dan berperang dengan para asura. Dan asura-asura ini sangat ahli dengan maya, mereka akan menciptakan kegelapan, memperluasnya menjadi berbagai macam bentuk. Dasaratha akan perang dalam sepuluh arah, dan ketika anda melihat ratha-nya, kereta perangnya, itu akan terlihat seolah-olah ada sepuluh raja dan sepuluh kereta perang berperang secara bersamaan. Dasa berarti “sepuluh” dan ratha berarti “kereta”. Demikianlah bagaimana ia mendapatkan nama Dasaratha. Jadi Dasaratha terkenal karena berperang untuk membantu para dewa dan raja-raja saleh.

Dan ia menikahi Kausalya, Dari Kausalya, hanya terlahir satu anak perempuan. Ia diberi nama Shanti, atau “damai”. Tetapi Dasaratha tidak merasa damai, karena hanya memiliki satu orang putri dan putri itu akan menikah dan pergi ke dinasti lainnya. Sistem Weda menyebutkan bahwa ketika seorang wanita menikah, ia menjadi milik gotra atau garis keluarga suaminya. Jadi jika Shanti menikah dengan dinasti lainnya, ia akan menjadi miliki dinasti itu. Bagaimana dengan dinasti Iksvaku? Dasaratha menjadi begitu khawatir. Kemudian ia menikahi Sumitra. Paling tidak Kausalya memiliki seorang putri, tetapi Sumitra tidak memiliki seorang anak. Kemudian Dasaratha menjadi semakin tua. Dia melupakan ide untuk menghasilkan sebuah dinasti. Begitu ia menjadi semakin tua ia melihat bahwa beberapa raja-raja yang lemah sedang melakukan Yajna kecil, jadi ia melakukan Yajna besar. Mereka berusaha untuk membuat namanya terkenal. Karena jika Dasaratha wafat Kosala akan hancur. Kerajaan Kosala dimulai sejak dulu, dimana saat ini mereka menyebutnya sebagai garis Dalai lama. Dari atas utara, di Tibet, turun sampai ke sungai Godavari di Andhra Pradesh. Inilah Kosala, praktis itu adalah seluruh India, bukan India demokratis tetapi India Weda.

Jadi dia menjadi sangat khawatir bahwa kerajaannya akan hancur terpecah belah dan beberapa penguasa kecil akan menjadi kaisar. Kemudian Vasistha menyarankannya untuk pergi ke Kaikeya. Kerajaan ini tepat berada di perbatasan Afghanistan. mereka menyebutnya sekarang sebagai wilayah berpasir. Kaikeyi adalah satu-satunya putri dari raja Kaikeya. Nama rajanya juga adalah Kaikeya. Dan ketika Dasaratha datang untuk melamar, Kaikeya memberitahukannya, “Anda memiliki dua ratu, dan mereka berdua tidak memiliki anak, Sekarnag kau akan menikahi putri ku, tetapi apa yang akan terjadi padanya jika istri-istri yang lain memiliki anak?” Dasaratha menjawab”Aku rasa mereka tidak akan dapat memiliki anak karena mereka tidak memilikinya sampai sekarang. Aku juga semakin tua. Mereka tidak juga memiliki anak. Hanya Kaikeyi yang akan mendapatkan seorang anak.” Lalu raja Kaikeya berkata, “Tidak apa-apa,tetapi kau harus mencatat hal ini”. Ada suatu sistem di pernikahan para ksatriya yang dikenal dengan kanya-sulka. Sulka berarti “keinginan”. Ketika anda menerima seorang perawan dalam pernikahan, kau harus menulis kekayaan apa yang akan dinikmatinya sebagai seorang istri jika anda seorang ksatriya. Inilah kanya-sulka, “keinginan akan mas kawin”.

Lalu Dasaratha menulis kanya-sulka. Ia berkata.” Siapapun yang terlahir dari Kaikeyi akan menikmati kerajaanku, bahkan jika istriku yang lain melahirkan anak kemudian. “ Inilah kanya-sulka yang hanya diketahui oleh tiga orang. Tentu saja, sekarang kita telah mengetahuinya, tetapi pada saat itu hanya tiga orang yang mengetahuinya. Vasistha mengetahuinya, Dasaratha mengetahuinya, dan raja Kaikeya mengetahuinya. Hal itu dirahasiakan, karena jika tidak mereka akan menyalahkan Dasaratha, “Apa ini? Dia memberikan kerajaan kepada seorang wanita muda”. Jadi kanya-sulka ini disimpan secara rahasia. Tetapi pada saat menikah, karena keterikatan yang sangat besar, raja Kaikeya memberitahukan kepada putrinya rahasia ini, bahwa siapapun putramu nanti akan menguasai kerajaan ini. Kaikeyi menyimpan hal ini di dalam hati. Suatu ketika Vasistha menyarankan Dasaratha untuk mengadakan asvamedha-yajna. Dia memberitahunya, “Jika kau mengadakan asvamedha-yajna, maka semua dewa akan secara pribadi datang menerima persembahan khusus itu.” Ada dua jenis persembahan khusus pada yajna. Pertama adalah Agni akan menerima persembahan khusus dan mempersembahkannya pada tujuan-tujuan yang berbeda. Yang lain adalah para dewa akan secara pribadi datang ke dalam arena upacara korban suci. Mereka akan berdiri di langit membuka tangan mereka, dan ketika anda mempersembahkan pada nama mereka ke dalam api maka hasil panennya akan bangkit dari api dan sampai ke tangan mereka. Dan mereka akan memakannya tepat di depan semua orang. Jenis korban suci ini dianggap kelas utama karena para dewa datang secara pribadi. Jadi Dasaratha harus mengadakan asvamedha , dan semua dewa akan datang. Dan kemudian akan memberitahukan pada mereka, “Anda telah memiliki kerajaan anda hanya karena pertempuranku. Jadi mengapa anda tidak melanjutkan dinastiku dan memberikanku karunia sehingga aku akan mendapatkan seorang anak laki-laki?”

Itulah rencananya. Dibuatlah rencana besar untuk asvamedha-yajna dan kemanapun kuda Dasaratha pergi tidak ada seorang pun akan menolak. Asvamedha-yajna berarti bahwa anda harus memilih kuda dengan lakshana atau kualitas tertentu. Telinganya harus dengan cara tertentu, hidungnya dengan cara tertentu, Harus ada bagian hitam di belakang ekornya. Kukunya harus memiliki bentuk tertentu, bengkok 35 derajat, Ada penjelasan lengkap dalam karma-khanda. Jadi anda harus mencari tahu kuda seperti itu. Dan setelah menemukannya anda harus mengikat daun emas di kepalanya. Akan tertulis,” Kuda ini milik raja Dasaratha. Ia akan mengadakan asvamedha-yajna, jadi semua orang harus menyumbangkannya dengan bebas. Dan siapapun yang menghentikan kuda ini akan berhadapan dengan tentara raja Dasaratha.” Jadi kuda ini akan pergi keliling dunia, dan jika ada raja berani menghentikan akan ada sepasukan tentara yang mengikuti 100 meter di belakang kuda itu. Mereka akan berhadapan dengan tentara itu.

Para tentara ini adalah petarung terbaik di pasukannya, semua jenderal. dan jika mereka mampu mengalahkannya akan ada tentara lainnya dikirim. Dengan cara ini sang penantang harus perang dan membuktikan bahwa ia adalah sang kaisar. Jadi asvamedha-yajna telah dimulai, dan ketika yajna sedang berlangsung, Sumantra mentri dari Dasaratha datang dan berkata. “ Aku ingat satu kejadian ketika Sanat-Kumara datang ke pertemuan kita, ketika anda masih seorang pangeran.” Pada saat itu Dasaratha belum menikah, dan Sanat-Kumara mengunjungi ayah Dasaratha, Aja. Sanat-Kumara membuat beberapa ramalan. “ Maharaja Dasaratha akan menjadi sangat terkenal ke seluruh tiga dunia, dan dia akan mengadakan sebuah putra-kamesti yajna, sebuah korban suci untuk mendapatkan seorang putra. Jadi di dalam korban suci ini, sang yajna-purusa, personalitas api, akan datang ke sana dan memberinya sweet rice. Dan karena sweet rice ini Dasaratha akan mendapatkan Tuhan Yang Maha Esa sebagai putra-putranya. Ini telah diramalkan oleh Sanat-Kumara. Pada saat Dasaratha masih seorang pangeran yang belum menikah, seorang brahmacari. Jadi Sumantra adalah seorang yang sangat tua dan ia tiba-tiba mengingat hal ini. Dia datang kepada Dasaratha dan berkata,” Kau melakukan asvamedha untuk mendapatkan anak laki-laki, tetapi Sanat-kumara memberitahukanmu bahwa kau harus melaksanakan putra-kamesti.” Sehingga terjadi kebingungan yajna mana yang harus dilaksanakan. Di zaman Treta-yuga segalanya adalah yajna. Untuk keuntungan material, untuk keinsafan rohani, untuk apapun tretayam yajato makhaih. Makha berarti “yajna”. Sekarang Dasaratha menjadi bingung. Jadi ia pergi ke rumah Vasistha dan tak berdaya di hadapannya. “Gurumaharaj, kita telah menghabiskan 60% harta , dan sekarang kita telah mengetahui bahwa ini bukanlah yajna yang tepat, bahwa ada yajna lain. Bagaimana aku harus melakukan hal ini? “

Kemudian Vasistha berkata,” Oh ya, aku ingat juga sekarang. Sanat-Kumara mengatakan hal ini. Ini bukanlah sebuah yajna yang mahal, tetapi sang purohita, pendeta yang melaksanakan yajna ini haruslah seorang yang sangat spesial. Itulah kesulitannya. Orang itu harus tidak melihat wanita sampai saat pernikahannya. Dia bahkan harus tidak mengetahui apa wanita itu. Personalitas yang agung seperti itu harus melakukan yajna.Hanya seperti itulah putra-kamesti dapat dilaksanakan oleh purnahoti dan kita akan mendapatkan putra (anak laki-laki).” Kemudian Dasaratha berkata,”Kau harus memberitahukanku di mana orang itu berada.” Vasistha adalah seorang ensiklopedia berjalan, karena ia telah hidup selama tiga kehidupan dengan ingatan yang sama. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat mengetahui lebih dari pada Vasistha. Lalu Vasistha berkata, “Ya, ada seseorang yang seperti itu.” Dasaratha berkata, “Siapakah orang ini? Yang tidak pernah melihat wanita atau mengenal apa itu wanita sampai saat ia menikah? Paling tidak ia harus mengetahui tentang ibunya! Jenis orang seperti apa dia, yang tidak pernah mendengar tentang seorang wanita bahkan semenjak ia dilahirkan?”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar