Sabtu, 28 Mei 2011

SRI DAMODARA



(Dari Padma Purana karya Krsna Dvaipäyana Vyäsa,
disabdakan oleh Satyavrata Muni dalam percakapan
dengan Närada Muni dan Çaunaka Rsi)
“Selama bulan Kärtika orang hendaknya memuja Sri Dämodara dan setiap hari membacakan doa Dämodarastaka, yang diucapkan oleh Resi Satyavrata, doa yang memikat hati Sri Dämodara.” -(Sri Hari-bhakti-viläsa 2.16.198)
(1)
namäméçvaraà sac-cid-änanda-rüpaà
lasat-kuëòalaà gokule bhräjamanam
yaçodä-bhiyolükhaläd dhävamänaà
parämåñöam atyantato drutya gopyä
Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang bentuk-Nya merupakan perwujudan kehidupan kekal, pengetahuan, dan kebahagiaan. Anting-anting-Nya yang berbentuk seperti ikan hiu bergoyang-goyang. Dia bercahaya dengan indah di alam rohani Gokula. Dia berlari cepat dari lumpang kayu karena takut kepada Ibu Yaçodä, sebab Dia bersalah memecahkan tempayan berisi susu asam yang sedang dikocok menjadi mentega lalu mencuri mentega yang digantung berayun. Namun Dia ditangkap dari belakang oleh Ibu Yaçodä yang mengejar-Nya dengan lebih cepat. Kepada Tuhan Yang Maha Esa itu, Sri Dämodara, aku menyampaikan sembah sujudku.
(2)
rudantaà muhur netra-yugmaà måjantam
karämbhoja-yugmena sätaìka-netram
muhuù çväsa-kampa-trirekhäìka-kaëöha-
sthita-graivaà dämodaraà bhakti-baddham
[Ketika Dia melihat ibu-Nya memegang tongkat rotan,] Dia menangis sambil mengusap matanya berulangkali dengan kedua tangan padma-Nya. Mata-Nya penuh rasa takut, dan kalung mutiara di leher-Nya-yang berisi tanda tiga garis seperti kerang sangka, bergetar disebabkan oleh napas-Nya yang cepat karena Dia menangis. Kepada Tuhan Yang Maha Esa ini, Sri Dämodara, yang pinggang-Nya diikat bukan dengan tali, melainkan dengan cinta-suci ibu-Nya, aku menyampaikan sembah sujudku.
(3)
itédåk sva-léläbhir änanda-kuëòe
sva-ghoñaà nimajjantam äkhyäpayantam
tadéyeñita-jïeñu bhaktair jitatvaà
punaù prematas taà çatävåtti vande
Dengan lila masa kanak-kanak ini Dia membuat penduduk Gokula tenggelam dalam kolam-kolam kebahagiaan rohani, dan Dia memperlihatkan kepada para penyembah-Nya yang khusuk dalam pengetahuan tentang kemahakuasaan dan kemewahan-Nya bahwa Dia hanya ditaklukkan oleh para penyembah yang cinta-sucinya penuh keintiman dan bebas dari segala paham sikap kagum dan hormat. Kembali aku bersujud kepada Sri Dämodara dengan cinta yang besar beratus-ratus kali.
(4)
varaà deva mokñaà na mokñävadhià vä
na canyaà våëe ‘haà vareñäd apéha
idaà te vapur nätha gopäla-bälaà
sadä me manasy ävirästäà kim anyaiù
O Tuhan, walau Engkau mampu memberi segala jenis berkat, aku berdoa kepada-Mu bukan untuk memeroleh pembebasan yang impersonal, atau pembebasan tertinggi berupa kehidupan kekal di Vaikuëöha, ataupun berkat lainnya [yang barangkali diperoleh dengan melaksanakan sembilan proses bhakti]. O Tuhan, aku hanya ingin agar wujud-Mu sebagai Bäla Gopäla di Våndävana ini terwujud di hatiku selamanya, sebab apa gunanya berkat lain selain ini bagiku?
(5)
idaà te mukhämbhojam atyanta-nélair
våtaà kuntalaiù snigdha-raktaiç ca gopyä
muhuç cumbitaà bimba-raktädharaà me
manasy ävirästäm alaà lakña-läbhaiù
O Tuhan, wajah padma-Mu yang dilingkari oleh rambut halus berwarna hitam kemerah-merahan, diciumi berkali-kali oleh Ibu Yaçodä, dan bibir-Mu berwarna kemerah-merahan laksana buah bimba. Semoga bayangan wajah padma-Mu ini terwujud di hatiku selamanya. Ribuan berkat lainnya tiada berguna bagiku.
(6)
namo deva dämodaränanta viñëo
praséda prabho duùkha-jäläbdhi-magnam
kåpä-dåñöi-våñöyäti-dénaà batänu
gåhäëeña mäm ajïam edhy akñi-dåçyaù
O Tuhan Yang Maha Esa, aku bersujud kepada-Mu. O Dämodara! O Ananta! O Viñëu! O Tuan! O Tuhan-ku, semoga Engkau puas terhadap diriku. Dengan mengarahkan lirikan-Mu kepadaku, selamatkanlah insan bodoh yang malang ini yang tenggelam dalam lautan duka cita duniawi, dan perlihatkanlah Diri-Mu di hadapan mataku.
(7)
kuverätmajau baddha-mürtyaiva yadvat
tvayä mocitau bhakti-bhäjau kåtau ca
tathä prema-bhaktià svakäà me prayaccha
na mokñe graho me ‘sti dämodareha
O Çré Dämodara, seperti halnya dalam wujud-Mu sebagai bayi yang diikat pada lumpang kayu Engkau membebaskan dua putra Kuvera—Manigréva dan Nalaküvara—dari kutukan Närada dan menjadikan mereka penyembah-penyembah agung, dengan cara yang sama, mohon beri aku prema-bhakti-Mu Sendiri. Aku hanya menginginkan hal ini. Aku tidak menginginkan jenis pembebasan mana pun.
(8)
namas te ‘stu dämne sphurad-dépti-dhämne
tvadéyodaräyätha viçvasya dhämne
namo rädhikäyai tvadéya-priyäyai
namo ‘nanta-léläya deväya tubhyam
O Çré Dämodara, pertama-tama aku bersujud kepada tali cemerlang yang mengikat perut-Mu. Lalu aku bersujud kepada perut-Mu, yang merupakan tempat bersandar seluruh alam semesta. Aku bersujud dengan rendah hati kepada kekasih-Mu tercinta, Çrématé Rädhäräëé, dan aku bersujud kepada-Mu, Tuhan Yang Maha Esa, yang memperlihatkan lila yang tiada berhingga.
Keagungan Bulan Damodara
Bulan Damodara adalah bulan yang sangat bertuah bagi para penyembah Krishna. Biasanya bulan ini jatuh antara bulan Oktober dan Nopember. Selama bulan ini para penyembah Krishna melakukan pemujaan kepada Tuhan Sri Krishna dalam wujud Krishna sebagai anak-anak yang dikenal dengan nama Damodara, yakni Krishna yang perut-Nya diikat oleh seutas tali pada sebuah lumpang kayu.
Para penyembah Krishna mempersembahkan lampu api ghee setiap hari sambil mendengarkan manisnya lila Krishna sebagai anak yang nakal, saat Krishna diikat oleh ibu Yasoda karena telah mencuri mentega. Makna penting lila Krishna ini adalah bahwa Tuhan mencuri hati para penyembah-Nya dan hanya para penyembah-Nya yang dapat mengikat Tuhan di hati mereka.
Jadi, pada bulan Damodara ini para penyembah Krishna memusatkan pikiran pada permainan indah yang diperlihatkan oleh Tuhan Yang Maha Esa bersama ibu-Nya yang tercinta, Yasoda. Yasoda adalah rekan Tuhan yang sangat dekat, sebagai ibu Krishna, dan cinta kasihnya kepada Krishna dimuliakan selamanya.
Pada bulan ini, orang yang setiap hari memuja Sri Damodara dan menyanyikan doa yang bernama Sri Damodarastaka, dapat memikat hati Sri Damodara.
Manfaat:
Ketika seseorang mempersembahkan lampu api selama bukan Kartika (bulan Damodara), dosa-dosanya selama ribuan dan jutaan kelahiran hancur dalam setengah kejap mata.
Seseorang yang mempersembahkan lampu api kepada Sri Damodara selama bulan Kartika telah melaksanakan semua yajnya dan telah mandi di seluruh sungai suci.
Bagi orang yang mempersembahkan lampu api kepada Sri Damodara selama bulan Kartika, baik di rumah maupun di kuil, akan mencapai pahala tertinggi.
Sri Damodara memuliakan siapa pun yang mempersembahkan lampu api atas nama orang lain. Selama bulan Kartika, mereka yang dengan penuh cinta kasih mendengarkan lila Sri Damodara, mencapai pahala yang sama dengan menyumbangkan ratusan sapi.
Seseorang yang dengan penuh semangat mendengarkan kisah-kisah tentang Sri Damodara selama bulan Kartika menyelamatkan ratusan generasi keluarganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar