Minggu, 22 Mei 2011

KEPEMIMPINAN

Bhagavad-gītā Sloka 3.21

yad yad ācarati śresthas
tat tad evetaro janah
sa yat pramānam kurute
lokas tad anuvartate

"Perbuatan apapun yang dilakukan orang besar, akan diikuti oleh orang awam. Standar apapun yang ditetapkan dengan perbuatannya sebagai teladan, diikuti oleh seluruh dunia."
Penjelasan Srila Prabhupada : Rakyat umum selalu memerlukan kepemimpinan yang dapat mengajar rakyat dengan tingkah laku yang praktis. Seorang pemimpin tidak dapat mengajar rakyat untuk berhenti merokok kalau dia sendiri merokok. Sri Caitanya Mahaprabhu mengatakan bahwa seharusnya tingkah laku seorang guru sudah baik bahkan sebelum dia mulai mengajar. Orang yang mengajar dengan cara seperti itu disebut  acarya, atau guru teladan. Karena itu, seorang guru harus mengikuti prinsip-prinsip sastra (kitab suci) untuk mengajar orang awam. Seorang guru tidak dapat membuat peraturan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kitab-kitab suci yang sudah diwahyukan. Kitab-kitab suci,misalnya Manu-samhita dan lain sebagainya, dianggap buku-buku baku untuk diikuti oleh masyarakat manusia. Jadi, apa yang diajarkan oleh pemimpin seharusnya berdasarkan prinsip-prinsip sastra-sastra baku seperti itu. Orang yang ingin memperbaiki dirinya harus mengikuti aturan baku sebagaimana dipraktekan oleh para guru besar. Srimad Bhagavatam juga membenarkan bahwa hendaknya seseorang mengikuti langkah-langkah penyembah-penyembah yang mulia, dan itulah cara maju dalam menempuh jelan keinsafan rohani. Seorang raja, atau pemimpin negara, ayah dan guru di sekolah semua dianggap pemimpin yang wajar bagi rakyat umum yang tidak berdosa. Semua pemimpin tersebut harus memikul tanggung jawab yang besar terhadap bawahannya. Karena itu, mereka harus menguasai kitab-kitab baku yang berisi rumus-rumus moral dan rumus-rumus rohani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar