Sabtu, 28 Mei 2011

Ajaran Sri Caitanya

Sri Caitanya Mahaprabhu
Sri Caitanya Mahaprabhu
Tidak ada perbedaan antara ajaran Sri Caitanya yang disampaikan disini dan ajaran dari Sri Krishna dalam Bhagavad-gita. Instruksi Sri Krishna yang paling utama adalah setiap orang harus berserah diri kepadaNya. Krishna  berjanji untuk bertanggung jawab atas orang yang berserah diri kepada-Nya.
Tuhan, Personalitas yang paling utama, telah bertanggung jawab terhadap pemeliharaan ciptaan ini karena kebaikan hati inkarnasi penuh-Nya, yaitu Ksirodakasayi Visnu, tetapi pemeliharaan ini tidaklah langsung. Namun, saat Tuhan mengatakan Dia akan bertanggung jawab terhadap penyembah murni-Nya, Dia sungguh-sungguh mengambil tanggung jawab ini secara langsung. Seorang penyembah murni adalah jiva yang selalu berserah diri kepada Tuhan, seperti halnya seorang anak kecil yang berserah diri kepada orang tuanya atau seperti binatang kepada majikannya. Pada proses penyerahan diri, seseorang wajib : (1) menerima sesuatu yang menguntungkan untuk pelayanan bhakti, (2) menolak segala hal yang tidak menguntungkan bhakti (3) Percaya dengan teguh akan perlindungan Tuhan (4) marasa hanya tergantung kepada karunia Tuhan (5) tidak memiliki ketertarikan yang bertentangan dengan keinginan Tuhan, dan (6) selalu berlaku  lembut dan rendah hati.

Tuhan meminta agar setiap orang berserah diri kepada-Nya dengan mengikuti keenam panduan ini tetapi orang yang kurang cerdas yang sebutannya saja para sarjana duniawi telah salah mengerti perintah ini dan mempengaruhi masyarakat umum untuk menolak semua ini. Pada kesimpulan dari bab kesembilan Bhagavad-gita, Tuhan Sri Krishna secara langsung mengatakan: “Sibukkanlah pikiranmu dengan selalu berpikir tentang-Ku, bersujudlah dan bersembahyanglah kepada-Ku.” (Bg. 9.34). Jika seseorang ingin mengerti matahari sesuai dengan kenyataannya, seseorang pertama kali akan berhadapan dengan sinar matahari, kemudian bola matahari dan, setelah masuk kedalam planet matahari itu, kemudian datang berhadapan muka dengan dewa penguasa matahari. Karena kekurangan pengetahuan, Para philosopher Mayavadi tidak dapat melampaui cahaya Brahman, yang diumpamakan sebagai sinar matahari. Upanisad-upanisad membenarkan bahwa seseorang harus mengatasi sinar yang menyilaukan dari Brahman sebelum dapat melihat wajah yang sejati dari Personalitas Tuhan Yang Maha Esa.
Sri Caitanya juga menyampaikan bahwa bentuk pemujaan tertinggi dalam tingkat kesempurnaan tertinggi adalah metode yang dipraktekkan oleh para gadis di Vraja. Para gadis ini (gopi atau gadis penggembala sapi) hanya mencintai Krishna, tanpa keinginan untuk mencapai kemajuan material ataupun spiritual. Caitanya juga menganjurkan Srimad-Bhagavatam sebagai narasi pengetahuan spiritual yang tiada celanya, dan Beliau menekankan bahwa tujuan hidup tertinggi bagi manusia adalah untuk mengembangkan cinta kasih yang murni kepada Krishna, Personalitas Tuhan Yang Maha Esa.
Ajaran Sri Caitanya identik dengan ajaran yang diberikan oleh Sri Kapila, pengajar asli sankhya-yoga filsafat dari sistem sankhya. Sistem yoga yang otoritas[terpercaya] ini menganjurkan meditasi pada bentuk rohani Tuhan. Tidak ada pertanyaan menyangkut meditasi kepada sesuatu yang kosong dan tidak berbentuk. Seseorang dapat bermeditasi kepada bentuk transendental Tuhan tanpa harus berlatih untuk melakukan postur-postur duduk tertentu [asana]. Meditasi seperti ini disebut samädhi. Samadhi yang sempurna ini dibenarkan pada akhir dari Bab keenam Bhagavad-gita dimana Sri Krishna  bersabda:” dari seluruh yogi, dia yang selalu ada dalam diriKu dengan keyakinan yang besar, memuja-Ku dalam pelayanan cinta bhakti rohani, adalah yang paling dekat dengan-Ku dalam yoga dan yang  tertinggi dari semuanya,” (Bg. 6.47)
Sri Caitanya menginstruksikan kepada masyarakat umum dengan menggunakan filsafat sankhya yaitu acintya-bhedabheda-tattva, yang mengatakan bahwa Tuhan Yang Maha Esa pada saat yang bersamaan sama dan berbeda dari ciptaan-Nya. Sri Caitanya mengajarkan filsafat ini melalui pengucapan nama suci Tuhan. Dia mengajarkan bahwa nama suci Tuhan adalah penjelmaan Tuhan dalam bentuk suara dan karena Tuhan adalah keseluruhan yang mutlak, tidak ada perbedaan antara Nama-Nya dan diri-Nya sendiri. Dengan mengucapkan nama suci Tuhan seseorang dengan langsung dapat berhubungan dengan Tuhan melalui vibrasi suara. Saat seseorang melatih vibrasi suara ini, dia melewati tiga tingkat perkembangan: tingkat kesalahan, tingkat penyucian dan tingkatan transendental. Dalam tingkatan kesalahan seseorang mungkin menginginkan berbagai jenis kesenangan material, namun dalam tingkatan kedua seseorang akan menjadi bersih dari segala pencemaran material. Saat seseorang sungguh-sungguh berada dalam tingkatan transendental, dia mencapai kedudukan yang paling didambakan – tingkatan cinta kasih kepada Tuhan. Sri Caitanya mengajarkan bahwa ini adalah tingkat kesempurnaan tertinggi dari manusia.
Praktek yoga, penting untuk mengendalikan indria-indria. Faktor pengendali pusat dari seluruh indria adalah pikiran, karena itu seseorang harus berlatih mengendalikan pikiran dengan menyibukkan pikiran dalam kesadaran Kåñëa . Kegiatan kasar dari pikiran diekspresikan melalui indria-indria luar, apakah itu untuk mendapatkan pengetahuan atau memfungsikan indria sesuai dengan kehendak. Aktivitas halus dari pikiran adalah berpikir, merasakan dan menginginkan. Sesuai dengan kesadaran seseorang, suatu individu bisa saja terkontaminasi ataupun murni. Jika pikiran seseorang mantap dalam Krishna (nama-Nya, sifat-Nya, bentuk-Nya, kegiatan rohani-Nya, rekan-rekan-Nya dan perlengkapan-Nya), seluruh aktivitas seseorang – baik itu halus maupun kasar – menjadi suci. Proses Bhagavad-gita untuk memurnikan kesadaran adalah proses untuk memantapkan pikiran seseorang kepada Krishna dengan cara berbicara tentang kegiatan rohani-Nya, membersihkan kuil-Nya, pergi ke kuil-Nya, melihat bentuk rupawan Tuhan dihiasi dengan indah, mendengar keagungan rohani-Nya, merasakan makanan yang telah dipersembahkan kepada-Nya, bergaul dengan para penyembah-Nya, mencium bunga dan tulasi yang dipersembahkan kepada-Nya, sibuk dalam kegiatan untuk kesenangan Tuhan, dll. Tidak seorangpun dapat menghentikan kegiatan pikiran dan indria-indira, tetapi seseorang dapat memurnikan kegiatan ini dengan mengubah kesadarannya. Perubahan ini diuraikan dalam Bhagavad-gita ketika Krishna mengatakan kepada Arjuna tentang pengetahuan Yoga, dimana seseorang bisa bekerja tanpa menghasilkan suatu akibat, “Oh putra Prtha, saat engkau bertindak dengan kecerdasan seperti itu dirimu akan terbebaskan dari ikatan terhadap kerja.” (Bg. 2.39) Manusia terkadang dibatasi pemuasan indrianya karena suatu keadaan tertentu seperti wabah dan lainnya, tapi bukanlah ini caranya. Tanpa mengetahui proses yang sebenarnya yang dapat membuat pikiran dan indria menjadi terkendalikan, orang yang kurang cerdas mencoba untuk mengendalikan pikiran dan indria secara paksa, atau mereka menyerah kepada pikiran dan indria dan menjadi terhanyut oleh arus dari pemuasan indria-indria.
Sri Caitanya mengajarkan ilmu pengetahuan tentang kesadaran Krishna. Pengetahuan ini mutlak. Para spekulan mental yang kering mencoba untuk mengekang diri mereka dari ketertarikan material, tetapi secara umum ditemukan bahwa pikiran itu terlalu kuat untuk dikendalikan dan itu menyeret mereka kebawah menuju kegiatan sensual. Seorang dalam kegiatan kesadaran Krishna  tidak mengalami resiko ini. Seseorang harus mengkhusukkan pikiran dan indrianya dalam kegiatan berkesadaran Krishna, dan Sri Caitanya mengajarkan bagaimana cara mempraktekkannya.
Sebelum mengambil sannyäsa (tahap pelepasan ikatan), Sri Caitanya dikenal dengan sebutan Visvambhara. Kata visvambhara berarti dia yang memelihara seluruh semesta ini dan yang memimpin seluruh mahkluk hidup. Sang pemelihara dan pemimpin ini muncul sebagai Tuhan Sré Krishna Caitanya untuk memberikan umat manusia ajaran rohani ini. Sri Caitanya adalah guru yang ideal bagi kebutuhan utama dalam kehidupan. Dia adalah pemberi anugrah cinta kasih kepada Krishna yang paling murah hati. Dia adalah sumber yang lengkap dari segala karunia dan kemujuran yang utama. Sebagaimana dibenarkan dalam Srimad-Bhagavatam, Bhagavad-gita, Mahabrata dan Upanisad. Dia adalah Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, Sri Krishna  sendiri, dan Dia dipuja oleh setiap orang pada jaman kekacauan ini. Setiap orang dapat ikut serta dalam gerakan sankirtana-Nya. Tidak perlu memiliki kualifikasi terlebih dahulu, hanya dengan mengikuti ajaran-Nya, setiap orang dapat menjadi manusia secara sempurna. Jika seseorang cukup beruntung sehingga tertarik kepada-Nya, maka seseorang itu pasti akan sukses dalam mencapai tujuan hidup tertinggi sebagai manusia. Dengan kata lain, mereka yang tertarik dalam pencapaian eksistensi spiritual dapat dengan mudah dibebaskan dari cengkraman maya atas karunia dari Sri Caitanya.
Dengan menjadi terlalu terikat pada badan material ini, roh yang terikat menambah halaman sejarah dengan berbagai  jenis kegiatan material. Ajaran Sri Caitanya dapat membantu masyarakat manusia untuk menghentikan tindakan yang tidak penting dan sementara itu. Dengan ajaran ini, kemanusiaan dapat diangkat sampai kedudukan aktivitas spiritual yang tertinggi. Kegiatan spiritual ini sebenarnya dimulai setelah pembebasan dari keterikatan material. Kegiatan setelah pembebasan seperti itu dalam kesadaran Krishna merupakan tujuan dari kesempurnaan manusia. Kehormatan palsu yang diperoleh seseorang dengan mencoba untuk menguasai alam material ini hanyalah ilusi. Pengetahuan yang memberi cahaya terang yang dapat membuat segalanya menjadi jelas dapat diperoleh dari ajaran Sri Caitanya, dan dengan pengetahuan ini seseorang dapat maju dalam kehidupan spiritualnya. Setiap orang harus menderita atau menikmati pahala dari perbuatannya; tidak seorangpun yang dapat menghentikan hukum alam material yang mengatur hal-hal seperti ini. Sepanjang seseorang sibuk dalam kegiatan yang membuahkan hasil, dia pasti kesulitan dalam usahanya untuk mencapat tujuan hidup yang utama, Saya dengan tulus berharap dengan pemahaman terhadap ajaran Sri Caitanya, masyarakat manusia akan mendapatkan cahaya baru kehidupan spiritual yang akan membuka lapangan kegiatan sejati bagi sang roh yang murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar