Sabtu, 28 Mei 2011

Veda Mengajarkan Pemujaan Berhala?

Hampir setiap orang percaya atau menggunakan gambar atau simbol dalam sistem kepercayaan, kebudayaan, atau bahkan dalam usaha mereka. Ini bukanlah hal yang aneh. Salib dalam gereja Kristen, gambar Yesus Kristus, Patung Bunda Maria, Patung pelindung, bahkan batu hitam di Ka’bah semuanya dapat kita sebut simbol atau penggambaran. Semua sistem kepercayaan memiliki konsepsi tentang Tuhan dengan nama dan bentuk, tetapi Hindulah yang memiliki keberanian untuk menyajikan rincian dari nama dan bentuk Tuhan yang sesuai dengan uraian yang ada dalam sastranya atau kitab sucinya.

Gambar dan Arca rohani yang dipuja dalam kuil-kuil Veda atau di rumah-rumah mereka yang mengikuti Sanatana-dharma bukanlah imajinasi khayalan seseorang. Semuanya berdasarkan pada penjelasan terperinci tentang bentuk Tuhan yang diuraikan dalam naskah Veda. Ini adalah keindahan lainnya dari kebudayaan Veda. Dimana kebanyakan tulisan-tulisan dalam sistem kepercayaan lainnya memberikan sedikit keterangan tentang penampilan dan sifat Tuhan, tetapi semua ini secara jelas diungkapkan dalam tradisi Veda. Karena itu, kita mengetahui seperti apakah Tuhan dan dapat menggambarkannya sesuai dengan apa yang diuraikan. Kemudian Arca ini di-stana-kan, memanggil personalitas rohani, dengan doa dan upacara khusus.
Sebagai pengendali yang utama, Tuhan dapat muncul dihadapan penyembahnya dalam berbagai bentuk-Nya yang khusus. Dan walaupun penggambaran ini dilakukan pada batu atau kayu, tetapi Tuhan dapat merubah sesuatu yang spiritual menjadi material, atau sesuatu yang material menjadi spiritual. Dengan cara ini, kita dapat menggunakan indria material kita dan tetap dapat memandang Tuhan dalam bentuk-Nya sebagai Arca, dan datang kepada-Nya dengan cinta dan pelayanan kita. Demikianlah, Arca yang sesuai dengan sastra bukanlah boneka atau patung, tetapi adalah karunia Tuhan, dengan memberikan kesempatan kepada kita untuk melihat sesuatu yang spiritual dengan mata kita yang material. Tentu saja, begitu kita menjadi lebih rohani, kita dapat melihat dengan mata spiritual bentuk yang transendental dan kegiatan rohani dari Personalitas Yang Maha Kuasa, walaupun dengan tubuh yang kita miliki sekarang.
Sebagai contoh adalah kantor pos memiliki kotak posnya yang sah, jika didalamnya kita meletakkan surat, kemudian akan diambil dan diantarkan kepada alamat yang  tertera pada amplop. Jika, bagaimanapun juga, kita membuat kotak surat kita sendiri yang tidak sah dan meletakkannya disuatu tempat yang kita sukai, jika kita meletakkan surat didalamnya, surat itu tidak akan sampai kemanapun. Dengan cara yang sama, dengan berdoa kepada bentuk Tuhan yang dibenarkan dan sesuai dengan sastra pelayanan kita akan sampai kepadaNya dan diterima olehNya. Disamping itu, terdapat banyak cerita tentang bagaimana Arca menjadi hidup, dan juga berbicara, dan berinteraksi dengan penyembah-Nya dan terlibat dalam berbagai jenis kejadian rohani dengan mereka secara sangat pribadi. Jadi Arca selalu penuh dengan potensi untuk berinteraksi dengan kita, atau hanya melihat dan menyaksikan apa yang kita lakukan, atau bahkan meninggalkan bentuk arca-Nya jika kita penuh dengan pelanggaran atau tidak memiliki pengertian yang mendasar tentang Arca. Jadi kita tidak boleh berpikir bahwa Arca adalah tidak lebih dari batu dan kayu. Kenyataannya, kesusastraan Veda mengatakan siapapun yang berpikir seperti itu menandakan mentalitas jahatnya.

1 komentar:

  1. adakah patung yang dibuat oleh manusia lalu disembah lagi oleh manusia lain..
    apa itu gak aneh..??

    tuhan tidak berwujut dalam bentuk patung(berhala/arca),gambar/foto,
    (sloka 5 yajur veda)

    BalasHapus