Minggu, 22 Mei 2011

RAMA

Masa kecil Sri Ramachandra

Sri Ramachandra sekarang telah muncul di planet bumi, dan Dia tumbuh besar. Dia belajar memanah di asrama Rsi Vasistha. Ketika pelajaran pertama dimulai, Vasistha memberitahukan Dasaratha, “Aku tidak mau dirimu berada di sini, ketika anakmu sedang belajar memanah.” Dasaratha berkata,”Ini adalah tradisi dimana sang raja duduk di sana dan melihat putranya, bagaimana ia memegang busur.” Vasistha berkata,” Ya, tetapi bukanlah sebuah tradisi bahwa kau menghasilkan anak dari sweet rice.” Lalu Dasaratha kembali, dan pelajaran dimulai dengan rahasia. Ketika Ramachandra, Laksmana, Satrughna, dan Bharata sedang duduk, Vasistha bangun dari tempat duduknya dan mengelilingi mereka. Inilah mengapa dia memerintahan Dasaratha keluar, kalau tidak demikian, akan ada kebingungan. Kemudian Vasistha berkata, “Anda selalu melakukan hal ini, kapanpun Anda mengambil sebuah inkarnasi, Anda memilih seorang resi untuk menjadi guru Anda. Dan mereka harus mengajarkan Anda pengetahuan ini yang mana Engkaulah sumbernya. Jadi mohon maafkanlah hamba jika hamba melakukan beberapa kesalahan.”

Suatu hari Rama dan Laksmana melihat seorang gadis berjalan seharian dengan anting-anting hidung yang sangat besar. Di India wanita mengenakan anting-anting hidung yang besar, terkadang sangat besar bahkan ketika mereka pergi dengan bis, anak dari wanita itu dapat memegangnya. Jadi wanita itu memiliki anting-anting hidung yang besar ini, dan ia berjalan dengan sebuah pot air. Laksmana melihatnya dan ia tertawa. Ia berkata,”Lihat anting-anting hidung itu! Sangat besar.” Ramachandra berkata padanya,” Vasistha sedang mengawasi, jadi mari kita lakukan beberapa kegiatan,” Meraka melihat sekeliling dan mereka melihat sebuah anak panah. Mereka mengambilnya, tetapi mereka belum diajarkan bagaimana caranya memanah. “Aku akan membuatnya menjadi kecil,” Laksmana berkata, dan ia menembakan anak panah itu. Ketika sang gadis sedang berjalan, anak panah itu datang di sebelah hidungnya dan mulai menaburkan beberapa zat mistis pada anting-anting hidung, yang menjadi begitu kecil sehingga itu tersangkut di hidungnya dan ia tidak bisa bernafas. Kemudian ia menjatuhkan pot air itu, dan ia berusaha bernafas tetapi ia hanya dapat bernafas dengan menggunakan satu lubang hidung dan ia menjadi begitu bingung, jadi ia mulai memanggil, “Tolong! Tolong!” Laksmana berkata, “Oh tidak, sekarang Vasistha akan mendengar dan kita akan mendapatkan masalah.” Ramachandra berkata, “Jangan khawatir,” dan ia menembakan anak panah lainnya. Panah itu membuatnya menjadi cukup besar sehingga gadis itu dapat bernafas. Lalu gadis itu berbalik dan berkata, “ Apa yang akan Kau lakukan padaku?” Laksmana membalas,”Oh kami membuat anting-anting hidung anda menjadi kecil, tetapi itu menjadi terlalu kecil kemudian kami membuatnya lagi menjadi besar.” “Anda membuat itu menjadi besar dan kemudian menjadi kecil?” Gadis itu bertanya.”Aku tidak percaya.””Oh anda tidak percaya?” Laksmana berkata, “baiklah Kami akan melepasnya.” Laksmana kemudian menembakan beberapa anak panah lainnya yang membuat anting-anting hidungnya terlepas, dan semua ini terjadi tanpa menyentuh wajahnya. Dan kemudian anting itu terbang ke angkasa, dan gadis itu mulai menangis,”Antingku! antingku!” Dengan cepat Rama menembakan anak panah lainnya dan menempatkan anting-anting hidung itu kembali ke hidungnya. Ini adalah beberapa kegiatan masa kecil Sri Ramachandra. Semua kegiatan masa kecil ini adalah tentang memanah, busur dan anak panah.

Namun demikian, Rama tumbuh dewasa dan suatu hari seorang resi datang, Visvamitra Muni. Ia datang di pintu masuk istana, dan ia berkata kepada utusan, “Dimana Dasaratha? Katakan padanya bahwa Kaushika ada di sini.” Visvamitra muni dikenal sebagai Kaushika karena ia terlahir di dalam dinasti Kusha. Kusha dan Kushanabha adalah raja-raja agung. Di dalam Bhagavatam anda dapat membaca tentang mereka. Jadi Kaushika terkenal karena kemarahannya. JIka ia menjadi marah, ia akan mengutuk dan ia akan menggunakan semua t apovalamnya, semua kekuatan dari pertapaannya hanya untuk memberikan beberapa penghalang. Pada satu kesempatan ia sedang duduk dalam sebuah meditasi, dan seekor burung datang dan membuang kotoran padanya. Adalah alami untuk seekor burung untuk membuang kotoran, dan adalah alami untuk seorang resi untuk duduk di bawah pohon. Tetapi kotoran di atas kepalanya tidaklah alami, dan Visvamitra menjadi sangat kecewa. Dia menatap burung itu dan membakarnya. Dalam membakar burung itu dia menggunakan 50 tahun tapovalam berharganya, karena burung ini memiliki usia hidup yang panjang dan ia menguranginya, menindasnya dengan tapovalamnya, jadi sekarang ia kehilangan kekuatan pertapaannya. Kemudian ia terbangun dan berkata,”Keadaan ini akan membuatku mengingat bahwa kejadian seperti itu selalu terjadi, jadi sekarang aku akan pergi ke pohon yang lain. “Kemudian ia akan melakukan pertapaan lainnya untuk beberapa ribu tahun, dan ia menghabiskan seluruh hidupnya seperti ini. Jadi Dasaratha menatap Vasistha dan berkata,” Kaushika di sini. Apa yang harus aku lakukan? aku tidak tahu kesalahan apa yang aku lakukan, mengapa ia datang ke kerajaanku, karena ia hanya pergi untuk mengutuk orang atau membunuh asura atau suatu hal.” Vasistha berkata,”Pertama-tama, kau harus pergi dari sini dan menemui utusan itu, dan katakan padanya untuk berkata bahwa seluruh kerajaan ini adalah milikmu. aku hanya berjalan selama dua menit menuju pintu masuk. Tolong jangan marah’” Lalu utusan itu kembali kepada Visvamitra muni dan berkata,”Raja Dasaratha berkata bahwa seluruh kerajaan ini ada milik anda. Dia hanya akan berjalan di sini selama dua menit saja. Dia menginginkan anda untuk sabar dan menerima asana ini. “Visvamitra berkata,” Aku tidak menginginkan asana apapun! Dimana sang raja! bawa ia ke sini!” Di saat Dasaratha tiba di sana , ia jatuh di kakinya dan berkata, “Apa yang anda inginkan? JIka anda menginginkan seluruh Kosala maka silahkan ambil.” “Apa?” Sang resi bertanya. “Aku tidak menginginkan kerajaan. Aku juga memiliki kerajaan.” Dia adalah pangeran yang agung, seorang ksatriya, dan dengan beberapa rencana Tuhan ia telah menjadi seorang Brahmin. “Aku tidak menginginkan kerajaanmu,” Ia berkata.”Aku ke sini untuk meminta sesuatu, dan kau harus mengatakan kepadaku bahwa kau akan memberikannya.” Dasaratha berpikir,” Apa yang mungkin akan diinginkannya? Mungkin kepalaku. Aku tidak keberatan memberikan hal itu, tetapi mohon jangan biarkan ia meminta Rama.” Visvamitra berkata,”Apa yang kau pikirkan? Kau berusaha untuk menyimpan sesuatu.” Dasaratha berkata,”Tidak,tidak kau mintalah saja dan aku akan memberikannya.” Kemudian Visvamitra muni berkata,”Lihat! kau pusing, ini artinya bahwa kau tidak ingin memberi. Dan kau berbohong padaku! Aku resi dan kau berbohong padaku bahwa kau akan memberi segalanya dan sekarang kau tidak akan memberikannya. Aku tidak akan mengambil mereka untuk selamanya, aku hanya butuh mereka untuk tujuan kecil. Aku sedang melakukan yajna, dan seseorang membuang kotoran dan air kencing di atasnya. Aku mau anak ini untuk datang dan bermain di sana, dan kemudian setan-setan ini akan pergi”.”Apa?Setan?” Kemudian Dasaratha pusing lagi. Dia tidak dapat menerima Anaknya di bawa kepada setan-setan, jadi ia berkata, “Aku akan datang, aku akan mengalahkan mereka!,” Visvamitra berkata,”Apakah kau pikir aku tidak bisa mengalahkan mereka? Aku dengan mudah dapat mengalahkan mereka, tetapi aku menginginkan Ramachandra saja,  tidak lainnya. Apa yang akan kau katakan?” “Baiklah,” Dasaratha berkata”Tetapi tolong jaga putraku, dan juga ajarkan dia sesuatu sebab kau mengetahui begitu banyak hal. “Visvamitra berkata, “Aku tahu apa yang akan aku lakukan dengan Rama, dan ia akan ikut denganku.Sekarang” Dasaratha berkata,”Tetapi anda telah datang dari jauh, anda harus istirahat ketika ada di istanaku,” Aku tidak tinggal di istana”, Visvamitra berkata. “Di mana Rama dan Laksmana? Berikan padaku.” Lalu ia membawa Rama dan Laksmana dan ia pergi. Mereka berjalan dan begitu mereka menyeberangi begitu banyak sungai dan melewati begitu banyak hutan yang berbeda-beda, Visvamitra memceritakan sebuah kisah, dan Rama dan Laksmana menjadi begitu bahagia karena tidak ada kelas dan tidak ada belajar, ini menjadi seperti liburan yang sempurna bagi mereka. Mereka berenang ke sini dan berenang ke sana, dan Visvamitra adalah seorang pengajar yang baik bahwa ia ikut  berenang bersama mereka dan bermain bersama mereka, menceritakan mereka cerita jaman dahulu tentang setan, monster, dan hantu. Mereka menjadi bahagia. Di waktu malam di saat matahari tenggelam, Visvamitra memberitahukan mereka, “Sekarang lakukan sandhya-Mu, dan kemudian Kau duduk di sini dan dengarkan mantra ini. Aku akan mengajarkan padaMu beberapa mantra hebat dan kuat. Yang satu dikenal dengan Bala, kekuatan. Lainnya dikenal dengan Adibala, kekuatan yang hebat. Kau mungkin membutuhkannya untuk setan-setan ini. Jadi Rama dan Laksmana duduk dan mendengarkan Bala dan Adibala, dan kemudian Mereka memijat sang guru, Visvamitra. Visvamitra istirahat.

Keesokan harinya ia membangunkan Mereka dan begitu sampai di asrama Visvamitra mereka memulai yajna. Kemudian datang setan ini, setan yang sangat terkenal bernama Marica. Marica adalah penyihir hebat. Kapanpun ia akan datang, maka kau akan melihat bahwa pohon-pohon akan bertumbangan, sungai-sungai akan terbang ke angkasa, dan bintang akan berjatuhan. Binatang akan menjadi gila, burung-burung akan berteriak, dan para resi akan mati karena Marica sarapan hanya memakan badan-badan orang suci. Sebagai makan siangnya ia akan memakan yang lain seperti para ksatriya atau raja-raja, tetapi untuk sarapannya adalah para resi. Dia adalah seorang kanibal, pemakan manusia. Jadi Marica datang ke sana, dan bersamanya adalah Dusana. Namanya adalah sama seperti sifatnya. Dusana berarti “segala hal buruk”. Ayahnya menamakannya seperti itu, jadi itu pasti adalah sebuah keluarga yang baik. Dusana dan Marica terbang di udara dan datang. Lalu Rama dan Laksamana sedang duduk di sana dan Visvamitra adalah pendeta kepala, dia sedang mempersembahkan ghee ke dalam api. “Jadi, Laksmana apa yang akan kau lakukan?” Laksmana berkata, “Ya, kami akan melakukan sesuatu.” Jadi ia mengambil beberapa anak panah dan menembaknya ke angkasa. Anak panah itu terbang ke angkasa kira-kira tiga atau empat mil, dan kemudian dari masing-masing anak panah muncul sejuta anak panah, dan semua secara bersamaan mereka membentuk sebuah roda panah yang besar, dan roda ini mulai berputar di atas api. Sehingga Marici dan Dusana, apa yang mereka lihat  hanyalah sebuah roda dan beberapa jeruji. “Dimana apinya?” Dusana berkata,”Sudah kukatakan padamu aku ingin membuang air tiga jam yang lalu dan kau berkata aku harus menunggu sampai kita sampai di sana. Aku sedang menahannya di dalam. Dan aku tidak melihat  apinya. Apa yang telah kau lakukan padaku? BIarkan aku pergi membuangnya di suatu tempat.” “Tidak,tidak” Marica berkata,” “Api milik Visvamitra lah seharusnya dimana kita harus membuangnya.” “Tetapi aku tidak bisa melihat apinya, aku hanya meihat roda.” Kemudian Marica berkata, “Ini pasti adalah trik dari para Brahmin ini. Coba aku mendekat dan lihat.” Jadi ia datang mendekat, dan begitu ia datang mendekat ia tersangkut oleh salah satu jeruji roda, dan ia terlempar bermil-mil jauhnya. Ketika ia sudah terlempar, Ramachandra mengambil sehelai rumput , dan Ia melemparnya kepada Marica . Itu menusuk punggungnya dan membawanya ke lautan. Dia jatuh di lautan, dan setelah itu ia tidak pernh menyentuh tanah India lagi. Ia membuka sebuah asrama dan menjadi seorang babaji di suatu tempat di Sri Langka, dan bahkan tidak kembali untuk melihat keluarganya. Itulah yang terjadi pada Marica, dan Dusana terbunuh. Semua pembunuhan ini dilakukan dengan menggunakan rumput. Kemudian yajna telah selesai dan Visvamitra datang kepada Ramachandra dan berkata,” Sebuah hal yang sangat luar biasa telah Kau lakukan! Aku melihat Marica terbang jauh dan jatuh di lautan.” Kemudian Visvamitra berkata, “Ada satu pertanyaan kecil yang aku ingin tanyakan pada-Mu.” “Apa?” Ramachandra menjawab.”Bagaimana tentang Bala dan Adibala dan semua mantra yang telah aku berikan kepada-Mu?
 Ramachandra berkata “ Itu untuk keadaan darurat, maka kami akan menggunakan salah satunya. Rumput sudah cukup untuk setan-setan ini.” Kemudian Visvamitra mengatakan satu ayat yang terkenal, bahwa bagi orang yang hebat bahkan rumput bisa menjadi sebuah senjata (Astra). Ramachandra begitu hebat, Dia adalah sumber dari semua Bala. Jadi mengapa ia harus menggunakan Bala dan Adibala? Dengan cara ini ia menghabisi setan-setan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar