Minggu, 22 Mei 2011

Cara Ilmiah Pengendalian Diri

A morning discussion WithSrila Bhaktisvarupa Damodara Swami
 at Radha Rasesvara Mandir, Bali. Sekitar Bulan Juli 2005

Sripad Maharaj Menyanyikan Lagu Ohe Vaisnava Thakur karya Srila Bhaktivinoda Thakur dan membaca terjemahannya dan memberikan ulasan tentang makna lagu itu.\
Penjelasan Oleh Srila Sripada
Para penyembah harus mampu mengendalikan enam jenis nafsu ‘passion’. Diantara semua indera yang paling penting adalah pikiran, sang raja indera, yang juga sering disebut dengan indera ke-enam. Segala sesuatu yang datang ke dalam diri kita, pertama-tama ia akan melewati atau masuk ke dalam pikiran (kemudian pikiran akan memerintahkan indera kita untuk melakukan sesuatu-ed). Jika pikiran dapat diatur dengan baik, maka indera yang lain akan menjadi baik pula (atau dengan kata lain berbagai dorongan atau nafsu lebih mudah dikendalikan).

(1)  ohe! Vaisnava thakura, doyara sagara,
e dase karuna kori’
diya pada-chaya, sodho he amaya,
tomara carana dhori
(2)  chaya bega domi’, chaya dosa sodhi’
chaya guna deho’ dase
chaya sat-sanga, deho’ he amare
boshechi sangera ase
(3)  ekaki amara, nahi paya bala,
hari-nama-sankirtane
tumi krpa kori’, sraddha-bindu diya,
deho’ krsna-nama-dhane
(4) krsna se tomara, krsna dite para,
tomara sakati ache
ami to’ kangala, ‘krsna’ ‘krsna’ boli’,
dhai tava pache pache
 
Sripad Maharaj membaca terjemahan :
(1)
Oh Vaishnava Thakura, Oh Lautan Karunia,
tolong memberi karunia kepada hambamu ini,
 sucikan diriku,dengan perlindungan kaki-padmamu.
Aku memegang kaki-padmamu dengan rendah-hati.
(2)
Kendalikanlah enam dorongan ini
 sucikanlah diriku dari enam kesalahan.
Berilah hambamu ini enam sifat baik.
Berilah hamba enam jenis pergaulan suci.
Aku duduk disini mengharapan pergaulanmu.
(3)
Sendirian hambamu ini tidak mempunyai kekuatan,
untuk mengucapkan Nama Suci Sri Hari, Nama Suci Tuhan.
maka itu, tolonglah bermurah hati, dengan sebutir keyakinan,
berikan aku harta-karun-besar berupa Nama suci Krishna.
(4)
Wahai Vaisnava thakura, Krishna adalah milikmu.
Engkau mampu memberikan Krishna kepada-ku.
Begitulah kekuatanmu. Dan aku memang hina !
 hanya mengejarmu, seraya berseru, “Krishna! Krishna!”

 Penjelasan Oleh Srila Sripada
Para penyembah harus mampu mengendalikan enam jenis nafsu ‘passion’. Diantara semua indera yang paling penting adalah pikiran, sang raja indera, yang juga sering disebut dengan indera ke-enam. Segala sesuatu yang datang ke dalam diri kita, pertama-tama ia akan melewati atau masuk ke dalam pikiran (kemudian pikiran akan memerintahkan indera kita untuk melakukan sesuatu-ed). Jika pikiran dapat diatur dengan baik, maka indera yang lain akan menjadi baik pula (atau dengan kata lain berbagai dorongan atau nafsu lebih mudah dikendalikan).  
Bagaimanakah cara melatih pikiran?
------Chaya Bega Domi ------
-Kendalikan Enam Dorongan—  
  1. Dorongan untuk bicara 
  2. Dorongan dari pikiran 
  3. Dorongan Amarah 
  4. Dorongan dari Lidah 
  5. Dorongan dari Perut 
  6. Dorongan dari kemaluan   
Bhaja hure mana sri nanda nandandana abhaya caranaravinda…pikiran harus selalu diarahkan untuk melayani Krishna, jika tidak demikian maka (setiap ada celah) dia akan selalu mengarahkan kita ke hal-hal yang tidak-tidak (kearah hal-hal yang negatif). Pikiran akan memberitahumu berbagai macam hal seperti:  
“Ayo pergi ke bioskop!, ayo pergi jalan-jalan ke kota, Ayo kita nonton, Ayo kita ke night club!, Ayo mabuk-mabukkan! Ayo merokok atau ngisap ganja! dan lain sebagainya. Banyak sekali permintaan pikiran. Inilah gejala-gejala peradaban modern (peradaban kali-yuga). Banyak hal yang menjauhkan diri kita dari Pribadi Tuhan Yang Maha Esa, Krishna dan membuat kita berpaling dari Tuhan.
 Seperti halnya di dunia ini, ada suatu game atau suatu perlombaan, dimana para pemenangnya minum minuman yang bernama sampaign, yang mana minum sampaign ini mereka anggap sebagai simbol kebahagiaan, tetapi mereka tidak menyadari ada bahaya dibaliknya, yaitu alkohol itu bisa merusak pikiran.
Lain halnya dengan para penyembah, para bhakta Tuhan mereka lebih suka minum minuman yang bersifat alami yang sangat membantu membuat pikiran fresh, seperti: lassi (semacam minuman india atau vedic), jus buah, air kelapa dan lain lain.  

Yang kedua adalah kata-kata (pertama pikiran).
Bagaimana cara mengendalikan kata-kata ?
Chaya dosa Sodhi
--Sucikan diri dari enam kesalahan—  
  1. Makan atau mengumpulkan uang terlalu banyak
  2. Berusaha keras hanya untuk tujuan duniawi
  3. Berbicara hal-hal yang tidak perlu tentang urusan duniawi
  4. Alpa pada aturan-aturan kitab suci
  5. Terlalu terikat bergaul dengan orang duniawi
  6. Sangat bernafsu mengejar hal-hal duniawi  
Jangan mengeluarkan kata-kata yang tidak diperlukan. seperti yang pernah dianjurkan oleh Canakya pandit “Bahkan ketika kita bicara tentang kebenaran pun, jangan sampai menyinggung atau menyakiti hati atau perasaan orang lain, maka itu ketika para pengajar Kesadaran Krishna harus memiliki seni dalam menggunakan kata-kata yang halus dan tepat dalam menyampaikan tentang Kesadaran Krishna dan tidak membuat orang-orang baru menjadi bingung, melainkan mereka harus mampu membuat orang-orang yang baru dalam Kesadaran Krishna ini merasa semakin tertarik dengan Kesadaran Krishna.
Dalam mengeluarkan kata-kata, jangan sampai membuat orang tersinggung.

(Memelihara) Badan
Sebaiknya kita menjaga badan kita agar selalu fit dan fresh – segar & bugar-- agar selalu bisa dipakai dalam pelayanan kepada Krishna. Untuk menjaga kesehatan, seorang bhakta harus menjaga atau mengendalikan lidah, perut dan kemaluannya. Tiga garis lurus ini (lidah, perut dan kemaluan harus dijaga karena saling mempengaruhi satu sama lain.)
Lidah sangat memegang peranan penting (dalam pengendalian diri). Jika lidah dapat diatur dengan baik, maka perut dan kemaluan dapat diatur atau dikendalikan dengan baik pula (ketiga hal ini berada dalam satu garis lurus).

Bhaktivinoda Thakur telah mengajarkan :
Sarira avidya-jal, jodendriya tahe kal
Jive phele visaya sagore
 Ta’ra madhye jihva ati, Lobhamoy sudhurmait,
 Ta’ke jeta kathina samsare
Krsna bara doyamoy, koribare jihva jay,
Sva-prasad-anna dilo bhai
Sei annamrta pao, radha-krsna-guna gao,
Preme dako caitanya-nitai
Artinya:
  Wahai saudara-saudara! Badan materiil ini adalah jala atau jejaring kebodohan, dan indera-indera merupakan musuh yang dapat membunuh kita, karena indera melemparkan sang roh ke dalam lautan kenikmatan indera duniawi. Diantara semua indera, lidahlah yang paling rakus dan sulit dikendalikan. Sangat sulit menaklukkan lidah di dunia ini “
Wahai saudara-saudara! Sri Krishna sangat penuh karunia dan Dia telah memberikan kita sisa makanan-Nya Sendiri, hanya agar kita dapat mengendalikan lidah kita. Sekarang, terimalah Krsihna-prasada ini, yang bagaikan nektar (minuman kekekalan) itu dan nyanyikanlah tentang kebesaran Sri Sri Radha-Krishna dan Teriakkanlah Nama Suci “Chaitanya! Nitai!” dalam cinta-bhakti
 
Ini adalah doa untuk mengendalikan lidah.
Jadi Kesadaran Krishna adalah pengetahuan yang sangat ilmiah. Segala petunjuk sastra ini sangat ilmiah. Ilmiah berarti sangat sistematis, dapat dipraktekkan atau dilakukan dengan teratur.
 
Karena itu kita memiliki empat prinsip dasar, yang merupakan sistem pertapaan, pertapaan minimum yang harus kita lakukan di zaman kali ini.
 
Apa saja Empat Prinsip Dasar Itu?  
1. Tidak mabuk-mabukan
Dengan menerapkan prinsip ini maka kita tidak mencemari badan kita dengan hal–hal yang tidak perlu. Ini adalah cara hidup sehat dan hiegenis. Minumlah minuman yang alamiah seperti air kelapa, yang membuat pikiran kita menjadi sehat. Kita sebaiknya tidak minum minuman yang kurang sehat seperti coca-cola, pepsi-kola, dan lain sebagainya.
 
2. Vegetarian
Prinsip yang kedua adalah Vegetarian. Menjadi vegetarian tidak menyakiti makhluk hidup lainnya (mengembangkan rasa kasih sayang). Ketika kita mengajarkan kepada orang-orang tentang vegetarian maka banyak orang yang berargumen “Bukankah semua makhluk hidup dimaksudkan untuk dijadikan makanan?” kita bervegetarian berarti atau dimakdsudkan untuk membawa kedamaian di dunia. Orang-orang sangat kejam sekali menyiksa makhluk-hidup lain (untuk dijadikan makanan) kita sebaiknya tidak menyakiti makhluk hidup mana pun, oleh karena itu kita harus menjadi vegetarian, pure vegetarian (tidak makan segala jenis daging, ikan, telor, bawang, kopi, the dan jamur).  
Sebenarnya banyak orang telah mengetahui bervegetarian ini sangat menguntungkan, seperti di Assisi, Italia pada tahun 2001, diadakan suatu ‘hari doa’, dimana dihadiri sekitar 14.000 orang, semuanya hidup dengan bervegetarian (pada hari itu), yaitu hanya dengan minum jus. Mereka melakukan ini karena ini merupakan sesuatu yang praktis, dengan landasan jika semua orang bisa bervegetarian maka akan ada suasana yang baik dan cuaca yang baik, hal ini harus dikumandangkan ke seluruh dunia. 
Mungkin ada pertanyaan, mengapa tidak makan jamur, bawang putih, bawang merah. Maka kamu harus menjawab, “Di alam material ini ada tiga jenis mood of nature, tiga sifat alam. Seperti halnya cendawan atau jamur itu bersifat tamasik tamasik artinya dengan memasiukakn makanan yang tamasik yang tersusus atas zat-zat kimia yang bersifat tamasik maka akan menghasilkan berbagai kegiatan yang bersifat tamasik pula, seperti halnya males-malesan. Dan kita juga harus menghindari pergaulan orang-orang yang bersifat tamasik. Karena pergaulan berarti mempengaruhi kita. Semakin keras pengaruh tamasik maka pikiran kita juga akan semakin beku, bisa-bisa kita tidur 23 (dua puluh tiga) jam sehari, karena pengaruh sifat ini.
  3. Tidak main judi
Apakah dasar ilmiah tidak main judi? Ada berbagai jawaban. Judi merupakan bukti bahwa kamu sedang dipengaruhi oleh tamasic-thinking, cara berpikir yang bersifat tamas, suatu gaya berpikir males-malesan. Dengan kata lain orang yang suka berjudi adalah orang yang suka males-malesan, tidak mau bekerja atau berusaha.  
4 Tidak berzinah
Pemuda pemudi hidup bersama. apa sulitnya untuk tidak melakukan hal ini, zinah? ada yang bisa jawab? Mengapa kita harus melakukan prinsip tidak berzinah ?  
(Srila Sripada Mengajak para penyembah berdiskusi)

Chaya guna deho’dase 
Berikan hambamu ini enam sifat baik
  1. Semangat
  2. Sabar
  3. Yakin
  4. Tabah Hati
  5. Meninggalkan pergaulan jelek
  6. Mengikuti jejak para Acharya  
 Pr. Haladhara: Karena zinah dapat merusak kesucian dan juga merupakan gaya hidup binatang!
Jangan mengeluarkan kata-kata yang tidak diperlukan. seperti yang pernah dianjurkan oleh Canakya pandit “Bahkan ketika kita bicara tentang kebenaran pun, jangan sampai menyinggung atau menyakiti hati atau perasaan orang lain, maka itu ketika para pengajar Kesadaran Krishna harus memiliki seni dalam menggunakan kata-kata yang halus dan tepat dalam menyampaikan tentang Kesadaran Krishna dan tidak membuat orang-orang baru menjadi bingung, melainkan mereka harus mampu membuat orang-orang yang baru dalam Kesadaran Krishna ini merasa semakin tertarik dengan Kesadaran Krishna.  
Sripad Maharaj: Semisal kita masuk suatu kampus, bagaimanakah cara kita menyampaikan pemikiran ini agar bisa diterima oleh para mahasiswa?
 
Pr Haladhara: Saya akan menjelaskan kepada para mahasiswa “Anda mengatakan diri anda orang yang berperadaban maju, maka itu adalah tidak pantas meniru gaya hidup binatang. Saya akan meyakinkan mereka dengan mengatakan hal ini. Saya rasa ini jawaban yang cukup logis.
Sripad Maharaj: Haladhara sangat bijaksana, tetapi mahasiswa ini akan menjadi marah mendengarnya. (tertawa).  
Sripad Maharaj: Kita dapat menjelaskan menjadi bahagia merupakan sesuatu yang fundamental, mendasar, bagi setiap orang. Belakangan ini ada riset ilmiah “Syarat minimim untuk mendapatkan kebahagian“…Berikan mereka penjelasan bahwa kepuasan atau kebahagiaan itu ada dua jenis yaitu kepuasan yang bersifat sementara dan kepuasan yang bersifat kekal. Untuk menjelaskan hal ini tidak cukup dengan sekali pelajaran. Lalu jelaskan apakah kebahagian sementara itu, dan apa itu kebahagian yang bersifat kekal. Perlu waktu dan terus menerus untuk melakukannya….  
 Jadi sangat penting untuk mengendalikan enam jenis nafsu atau dorongan ini (dengan 4 prinsip), seperti yang dijelaskan dalam lagu bhaktivinoda ini. Dan sebaliknya sangat penting pula untuk mengembangkan enam jenis sifat baik ini yaitu: semangat, sabar, keyakinan, ketabahan hati, meninggalkan pergaulan jelek, dan disiplin mengikuti jejak para acharya.  Salah satu yang penting adalah memelihara semangat Kita kadang semangat dan kadang tidak. Kuncinya adalah di dunia ini pasti ada sukha-dukha, sadarilah ini agar tetap dapat memelihatra semangat.  
Resep “Tetap Semangat”

Mungkin kita bisa mendiskukan sebenrtar tentang formula “Tetap Semangat”
Bagaimana kita mengelola pengaruh pengaruh negatif yang dapat membuat kita menjadi lemah semangat?
 
P. Guna Avatar: Setiap hari melakukan pelayanan, baca Bhagavad-Gita, pergaulan makan persad dan laian-lain. Sadhu sanga dan bergaul dengan penyembah.  
Sripada Maharaj: Ada yang Lain ?
P. Ananta Wijaya: ini adalah masalah karunia guru, kalo kita tekun memuja guru, maka kita akan selalu dalam perlindungan guru.
Sripad Maharaj: Adalah yang lain, Semangat itu penting Lho! 
Pr Sudhira Krishna das : Mencari ide-ide baru 
Sripad Maharaj: Maksudmu mengembangkan Kreativitas? 
Pr Sudhir : Ya.
Pr Agus: Bekerja keras tanpa memikirkan hasil
Unknown1: melakukan sesuatu sebagai kebutuhaan dan tidak melakukan sesuatu sebagai kewajiban 
Sripada Maharaj: Very Comlicated Answer! Mungkin kamu bisa bikin tesis atau disertasi dengan ide ini dan dapatkan gelar doktor! (tertawa) 
Unknown2: Mengikuti acarya pedahulu, berjapa lebih banyak mengunjungi tempat-tempat suci 
Sripada Maharaj: semua jawaban kalian benar. cuman saya mau menambahkan sesuatu sedikit yaitu sebuah rumus:  
“To genuinely develop culture of humility”
“Mengembangkan rasa rendah hati yang sejati, tanpa kepura-puraan”  
Ini adalah ajaran Gaurangga Mahaprabhu dalam Siksaastakam dan dalam siksastakam instisarinya adalah sloka:  
Trnad api suicena
taror iva sahiuna
Amanina manadena
Kirtaniyah sada hari 
“Orang hendaknya mengucapkan Nama Suci tuhan dengan sikap rendah hati, dengan berpikir dirinya lebih rendah daripada rumput di jalan. Hendaknya ia lebih toleransi daripada sebatang pohon, bebas dari segala rasa bangga palsu dan bersedia memberi segala hormat kepada orang lain. Dengan sikap seperti inilah, ia dapat senantiasa mengucapkan Nama Suci Tuhan.”
  Ini merupakan kunci untuk lebih maju dalam mengucapkan nama suci Tuhan. Jadi kita perlu sifat-sifat ini, yaitu:
  1. trnad api sunicena: memikirkan dirinya lebih rendah daripada sebilah rumput di jalan.
  2. taror iva sahisnuna: lebih toleran daripada sebatang pohon.
  3. amanina: tidak mengharapkan penghormatan pribadi.
  4. manadena: selalu siap memberikan segala penghormatan kepada orang lain.
  5. Amanina manadena artinnya kita harus selalu ingin menghormati orang lain dengan cara mengembangkan kerendahan hati yang sebenarnya, kerendahan hati yang sungguh-sungguh (tanpa rasa kepura-puraan).  
Menurut Bhagavad.Gita ada 3 (tiga) jenis musuh yaitu kamah krodhas tatha lobh. kama artinya nafsu, krodha artinya marah dan lobha artinya kelobaan atau kerakusan. Jika pikiran tidak terkendali maka secara otomatis pikiran akan terfokus pada objek-objek indera. Jika pikiran sudah terfokus pada objek indera dan tidak memperoleh apa yang diinginkannya maka kita akan menjadi krodha atau marah.
Kemarahan dan lobha---jika dua sifat negatif ini bekerja sama tidak terkendali maka dapat terjadi atau menimbulkan tindakan-tindakan kriminal seperti perampokan, dan lain sebagainnya.  
Chaya Sat-sangga 
---Berikan hambamu ini enam jenis pergaulan suci---  
  1. Memberikan sumbangan
  2. Menerima sumabangan atau bingkisan
  3. Mengutarakan isi hati
  4. Bertanya tentang bhakti
  5. Memberikan persadam, karunia
  6. Menerima persadam  
Jika kama dan pikiran terarah dengan baik maka indera yang lain dengan mudah dapat dikendalikan. Semua hal baik akan pergi jika kamu hanya marah-marah saja.Oleh karena itu kita harus berdoa, agar selalu terbebas dari sifat-sifat jahat ini, karena di dalam komunitas Kesadaran Krsna, dalam ISKCON tidak tempat untuk marah-marah.
Kemudian lobha berarti menginginkan sesuatu di luar kemampuan kita. Maka itu untuk mengatasi semua ini kita harus selalu berdoa, memohon berkat sri guruparampara, para acharya pendahulu kita.
Seperti anjuran dalam sastra:  
Yasya deve para bhaktir
Yatha dehe tatha gurau
Tasyaite katha hy arthah
Prakasante mahatmanah  
“Hanyakepada mereka yang memiliki keyakinan yang teguh kepada guru kerohanian, maka segala pengetahuan suci veda akan terungkap secara otomatis dalam hati roh agung seperti itu.”  
Hanya dengan berkat mereka, berkat para acharya terdahulu (para otoritas) kita dapat maju lebih lanjut dalam kesadaran Krishna ini. Ini merupakan suatu proses yang sederhana.
Maka Kesadaran Krishna Sesunguhnya sangat Simple-sederhana bagi orang yang simple-minded, orang yang berpikiran sederhana dan akan menjadi ruwet (complex) bagi orang yang berpikiran ruwet (complex-minded).
 Jadi berdoalah agar selalu atau dapat mengembangkan kesederhanaan hati dengan mengucapkan nama suci Tuhan:  
Harer nam harer nam harer namaiva kevala
Kalau nasty eva nasty eva nasty eva gathir anyatha  
“Untuk Mencapai Keinsyafan diri di zaman kali ini, tidak ada cara lain ,tak ada cara lain, tak ada cara lain, selain pengucapan Nama-Suci, Nama-Suci, Nama-Suci Sri Hari , Tuhan Yang Maha Esa
  Maka dengan mempraktekkan semua rumus diatas, kita akan mampu Kirtaniyah sada harih---Selalulah mengucapkan nama suci (tanpa kesalahan):  
Hare Krishna Hare Krishna Krishna Krishna Hare Hare 
Hare Rama Hare Rama Rama Rama Hare Hare  
 Jadi dengan cara demikian, kembangkanlah sifat-sifat baik, dan juga hindarilah pembicaraan yang tidak perlu, dengan cara mengembangkan pergaulan yang baik, sadhu-sanga. Seperti yang tercantum dalam ajaran lagu karya Bhaktivinoda diatas, Chaya sat-sanga, selalulah mencari pergaulan yang baik. Ada berbagai cara untuk melaksanakan pergaulan baik ini (sadhu sanga), Seperti sekarang yang kita lakukan ini, disamping itu kita juga dapat mengundang para penyembah datang ke rumah kita untuk mendiskusikan ajaran-ajaran bhakti, menerima dan memberi prasdam, dan lain sebagainya.
Kesimpulan.
Dengan mengikuti semua aturan sastra ini, semua peraturan yang bersifat sistematis dan ilmiah ini, maka secara berangsur-angsur kamu/kita akan menjadi penyembah murni Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar