Minggu, 22 Mei 2011

Veda serta Peranan Umat Manusia Untuk Perdamaian Dunia

By Srila Bhaktisvarupa Damodara Swami
Berikut adalah Rangkuman Ceramah yang disampaikan oleh Srila Bhaktisvarupa Damodara Swami (DR. TD Singh) di depan berbagai tokoh lintas agama, anggota Parlemen Agama-agama dunia, pada salah satu pertemuannya di Cape Town, Afrika Selatan 
Saudara-saudari dan para peserta Parlemen Agama-Agama Dunia!
Tidak lama lagi kita akan memasuki sebuah era baru, dengan harapan baru akan sebuah dunia yang penuh makna, dimana segala (lapisan) umat manusia dapat hidup dengan damai. Modal besar untuk mencapai harapan ini berada dalam benak setiap orang yang tulus menginginkannya. Salah satu hal yang harus dipelajari adalah cara untuk saling menghormati satu sama lain, dengan setulus hati, meskipun kita berbeda dalam hal; budaya, tradisi, bahasa, warna kulit dan lain-lain atau dengan kata lain menyadari bahwa kita semua adalah “Anak-anak” dari  “Tuhan Yang Sama.” Parlemen agama-agama dunia merupakan sebuah wadah yang sempurna untuk menciptakan dialog-dialog penting diantara semua komunitas religius yang ada di muka bumi ini, dan kami ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada para pelopor organisasi ini.
           Agama merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia sejak awal peradaban. Memang nyatanya agama dan budayalah yang membuat manusia berbeda dengan bentuk-bentuk kehidupan lainnya (seperti kehidupan hewan, tumbuhan dan lain sebagainya-ed). Dalam berbagai waktu atau zaman yang berbeda, sepanjang sejarah peradaban manusia, terjadi banyak kesalahpahaman yang serius diantara berbagai kelompok-kelompok religius baik dalam satu agama, maupun antar-agama, yang berdampak timbulnya perang dan perpecahan, yang akhirnya berujung pada merosot dan hilangnya makna dan tujuan religius yang sebenarnya. Kita hanya dapat menyarankan bahwa sebab utama semua ini adalah kurangnya pendidikan spiritual & budaya dan juga kurang atau tidak adanya prinsip-prinsip pengetahuan dan aplikasi atau penerapan suatu agama yang sejati!
Kita, para peserta parlemen agama atau biasa dikatakan sebagai para peziarah perdamaian (Pilgrame of Peace) telah datang kemari untuk belajar dari satu sama lain untuk mendapatkan kebijaksanaan dan pengetahuan dari berbagai tradisi (yang ada di dunia) untuk sebuah pengalaman yang memuaskan (fullfilling experience). Saya sangat senang bahwa para panitia parlemen agama-agama dunia mengundang saya sebagai salah seorang pembicara di dalam pertemuan ini. Saya akan menyajikan sebuah tema “Vedanta and Peranan Umat Manusia di Jagat Raya”
 Beberapa hadirin mungkin sudah familiar dengan kata Vedanta. Namun untuk keuntungan hadirin yang lain, yang belum mengenal kata ini, saya akan menjelaskan artinya secara ringkas. Vedanta merupakan sebuah kata dalam bahasa Sanskerta yang berasal dari dua kata “Veda” dan “Anta” Veda berarti “Pengetahuan,” anta berarti “akhir atau puncak.” Jadi Vedanta berarti puncak segala pengetahuan. Mungkin akan ada pertanyaan “Apakah puncak atau akhir segala pengetahuan itu?” Bhagavata Purana dalam tradisi Veda menjawab pertanyaan ini:

Vasudeva para veda/ vasudeva para makha
Vasudeva para yoga/ vasudeva para kriya
Vasudeva param jnanam/ vasudeva para tapah
Vasudeva paro dharmo/ vasudeva para gatih

Artinya :
Obyek pengetahuan tertinggi adalah Vasudeva, Krishna, Pribadi Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan melaksanakan korban suci adalah untuk memuaskan-Nya. Yoga adalah untuk menginsyafi Diri-Nya. Segala hasil karma (pahala) sebenarnya hanya dianugerahkan oleh-Nya. Dia adalah pengetahuan tertinggi dan segala pertapaan keras seharusnya dilakukan hanya untuk mengenal Diri-Nya. Agama (Dharma) adalah pelayanan suci kepada-Nya. Dia adalah tujuan tertinggi hidup kita.”

Didalam Bhagavad gita, Nyanyian Tuhan, Bhagavan Sri Krishna, bersabda:

Vedais cat sarvair aham eva vedyo
Vedanta krd veda vid eva caham

(Bhagavad Gita 15,15)

“Tujuan mempelajari segala kitab Veda adalah untuk mengetahui Aku. Bahkan, Aku-lah penyusun Vedanta dan Aku-lah yang mengetahui Veda.” 
Tujuan empat Veda, semua Upanisad, Vedanta–Sutra, Purana dan segala literatur Veda adalah untuk mengerti tentang Tuhan, Sri Krsihna.
Vedanta-Sutra (1:1:4) menegaskan: tat su samanvayet, yang berarti “Seseorang dapat mencapai kesempurnaan dengan mengerti kitab suci Veda”

             Srila Vyasadeva adalah penyusun Vedanta dan semua kitab-kitab suci Veda. Beliau merupakan inkarnasi Tuhan sebagai penyusun Veda (Literary Inkarnasi of Krishna). Ilmu pengetahuan dan filosofi Vedanta bersifat universal dan merupakan mahkota kitab suci dan tradisi spiritual Hindu. Vedanta menjelaskan tentang realitas yang utama “Ultimate Reality”

Vedanta merupakan pengetahuan yang lengkap tentang Tuhan, dalam agama Hindu. Vedanta–Sutra ditulis dalam ungkapan-ungkapan sangat ringkas (yang disebut Sutra). Sutra berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti ayat/sloka yang sangat pendek. Setiap Sutra mengandung pengetahuan ilmiah dan spiritual yang mendalam dan setiap kata di dalam setiap Sutra memerlukan penjelasan yang benar-benar mendalam. Sutra pertama dalam Vedanta-Sutra menjelaskan atau berkenaan dengan peranan umat manusia di alam semesta atau dunia ini.

Sutra pertama ini mengandung makna yang paling mendalam akan pengetahuan dan filosofi kehidupan manusia. Sutra pertama itu berbunyi:

“Athato Brahma Jijnasa”

 “Oleh karena itu, sekarang orang harus bertanya tentang Brahman, kebenaran Mutlak yaitu Tuhan”

Kata-kata “Oleh karena itu, sekarang” memiliki makna yang mendalam.Banyak sarjana terkenal menjelaskan bahwa dua kata ini menerangkan bahwa sekarang engkau telah mendapatkan wujud kehidupan manusia ini dan oleh karena itu bertanyalah tentang Brahman, Kebenaran Mutlak (Tuhan-ed). Orang bijaksana, setelah mengalami segala jenis yang namanya saja kebahagiaan dan kemewahan material, akan segera atau akhirnya melihat bahwa dunia materiil ini merupakan sebuah tempat penderitaan yang tak akan pernah berakhir, bukannya tempat kebahagiaan atau pemenuhan segala keinginan. Bahkan orang yang paling kaya dan dokter yang paling ahli pun, tidak bisa terhindar dari penyakit, usia tua dan kematian. Dewasa ini, setelah mencapai kemajuan pesat dalam sains dan teknologi, kita semakin merasakan alam dimensi baru, alam bahaya yang lebih besar didalam wujud terorisme, perang nuklir, perang kuman atau Virus (germ warfare) dan dipertaruhkannya kelanggengan peradaban manusia.

Vedanta Menjawab tantangan ini

Vedanta menjelaskan penyebab segala bahaya ini adalah kurangnya pengetahuan akan kehidupan dan pengetahuan yang sebenarnya tentang Tuhan, Sang Kebenaran Mutlak. Jadi, dalam wujud kehidupan sebagai manusia, seorang bijaksana seharusnya mampu menginsyafi bahwa tidak ada hal yang lebih penting daripada mengerti atau mengetahui realitas tertinggi itu, yaitu Brahman/Tuhan.

Berdasarkan Vedanta, kita mendapatkan badan manusia setelah melewati 8 (delapan) juta badan atau bentuk kehidupan dibawah manusia (seperti amuba, hewan, tumbuhan dan lain sebagainya) Kehidupan dalam badan manusia merupakan bentuk kehidupan paling mulia, berharga dan tidak ada jaminan setiap orang apakah dia mendapatkan kesempatan memperoleh kehidupan sebagai manusia lagi atau tidak, pada kelahiran berikutnya. Badan manusia merupakan satu-satunya kesempatan dengan mana kita dapat keluar dari lingkaran kelahiran dan kematian di dunia materiil ini dengan cara memotong sepenuhnya rantai karma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan spiritual Bhakti-Yoga yaitu sravanam (mendengar), kirtanam (memuji), Smaranam (mengingat) keagungan Tuhan dan lain sebagainya. Seseorang yang serius tidak akan melewatkan kesempatan emas ini (kesempatan keluar dari lingkaran penderitaan kelahiran dan kematian).

Karena alasan ini makna filosofi Vedanta tidak mengijinkan atau menganjurkan segala tindakan yang tidak alamiah seperti euthanasia, pembunuhan atau bunuh diri yang dianjurkan bahkan bagi orang-orang yang memiliki penyakit kronis (terminal disease) atau memperpanjang hidup secara tiruan. Jadi, Vedanta juga mengajarkan banyak tentang etika biomedis. Oleh karena itu, kata-kata “Oleh karena itu, Sekarang juga” (dalam Sutra athato brahma jijnasa diatas-ed), mengandung makna yang dalam mengenai betapa pentingnya bentuk kehidupan manusia dan manusia memiliki peranan yang penting di Jagat Raya ini (untuk menciptakan kedamaian-ed). 

+ Srila Bhaktisvarupa Damodara Swami, merupakan salah satu anggota pendiri URI (United Religion Initiative), Organisasi terbesar di dunia dalam bidang menggalakana Dialog Lintas agama dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan menghindari kekerasan yang mengatasnamakan agama. (lihat juga ceramah beliau tentang pentingnya dialog antar agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar